logo
×

Rabu, 25 November 2015

Rusia Ngamuk, Erdogan Kumpulkan Menteri dan Jenderal Rapat Darurat

Rusia Ngamuk, Erdogan Kumpulkan Menteri dan Jenderal Rapat Darurat
Rapat Presiden Turki dan jajaran petinggi militer di Ankara. ©2015 Merdeka.com
NBCIndonesia.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggelar rapat darurat di Ibu Kota Ankara, Selasa (24/11) sejak sore tadi waktu setempat. Seperti dilaporkan the Guardian, rapat ini melibatkan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu, menteri senior, seluruh jenderal ketiga matra, serta Kepala Badan Intelijen Turki.

Setelah rapat internal ini, Erdogan mengirim utusan ke markas besar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Ibu Kota Brussels, Belgia. Rapat digelar pukul 16.00 waktu setempat. Turki adalah anggota penuh NATO, sehingga insiden pagi tadi membuat seluruh kawasan Eropa waswas.

"Rapat ini akan memberi kesempatan pejabat Turki menginformasikan kepada sekutu soal penembakan pesawat tempur Rusia," kata pejabat NATO tak disebut namanya kepada Kantor Berita AFP.

Dalam jumpa pers terpisah beberapa jam lalu, Perdana Menteri Turki memastikan tindakan militernya menembak jatuh pesawat tempur Rusia sudah tepat. Dia menegaskan ada bukti sahih bahwa Sukhoi Su-24 itu melanggar wilayah udara mereka, dan sudah diperingatkan 10 kali.

"Kami ingin komunitas internasional memahami bahwa pemerintah Turki siap mengorbankan perdamaian, jika keamanan dan kehidupan warga kami di perbatasan terancam. Adalah hak kami untuk mempertahankan kedaulatan kami setelah peringatan kami tidak diindahkan," kata Davutoglu.

Rekaman gambar Turki tembak jatuh jet Su-24 Rusia
Pesawat Rusia itu jatuh di perbukitan Latakia, Suriah. Militer Turki menyatakan yang menembak jatuh Sukhoi tersebut adalah dua jet tempur F-16 mereka. Ada info bahwa dua pilot yang sempat melontarkan diri tewas di tangan pemberontak, namun kabar ini belum terverifikasi.

Rusia marah besar atas tindakan Turki menjatuhkan pesawat mereka. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov langsung membatalkan lawatan ke Ankara pada 25 November yang sudah dijadwalkan sejak beberapa bulan lalu.

Sedangkan Presiden Vladimir Putin mengecam Turki sebagai kaki tangan teroris, karena menjatuhkan pesawatnya yang sedang memantau markas ISIS. "Rusia ibaratnya ditusuk dari belakang oleh kaki tangan teroris," kata Putin.

Pemimpin Rusia itu menjamin tindakan Turki menimbulkan konsekuensi serius antar dua negara. "Pesawat kami ditembak jatuh di wilayah Suriah oleh rudal dari F-16 Turki. Pesawat itu jatuh di Suriah, empat kilometer dari perbatasan dengan Turki," imbuhnya.(mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: