![]() |
Din Minimi bersama anggota kelompok bersenjata yang dipimpinnya turun gunung, Senin (28/12/2015). Sejumlah foto yang menunjukkan keberadaan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI Sutiyoso di Ladang Baro, Kecamatan Julok, Aceh Timur. Bahkan, satu foto memperlihatkan Sutiyoso bersama Din Minimi dan anggotanya yang menyandang senjata lengkap. |
"Kalau ada rampok, saya disebut perampok. Kalau ada pembunuhan, dibilang saya pembunuh," ujar Din Minimi kepada Metro TV, Selasa (29/12/2015).
"Saya serahkan senjata kepada pihak berwajib. Saya akan bersihkan diri. Saya akan buktikan siapa benar dan siapa yang salah," tegasnya.
Semenjak dituduh sebagai pelaku pembunuhan terhadap dua prajurit TNI AD pada Juni 2015, Din Minimi menjadi kejaran Polri dan TNI AD. Bersama seratusan orang anggotanya, Din menyembunyikan diri di lebatnya hutan Aceh Timur.
Sesekali para mantan kombatan GAM ini keluar hutan untuk menemui orangtua dan sanak keluarga masing-masing. "Saya mau perlindungan untuk orang tua dan anak saya, untuk anggota-anggota saya. Anggota saya banyak sudah meninggal. Itu yang saya pikirkan," sambung Din.
Dia membantah bahwa ada iming-iming tertentu yang dijanjikan pemerintah kepadanya agar bersedia menyerahkan diri. Dirinya hanya menghormati upaya pendekatan manusiawi yang pemerintah lakukan selama ini dan kesungguhan membangun Aceh.
"Tidak ada yang membujuk kami, tapi memberi kami jalan terbaik," ujarnya.
"Saya menghormati Kepala BIN yang mewakili Presiden RI. Saya terimakasih kepada pemerintah pusat yang peduli kepada Aceh," tambah Din.
Pagi ini, Selasa (29/12/2015), Din Minimi mengumumkan penyerahan diri dan kelompok bersenjata yang dia pimpin. Sebanyak 15 pucuk senjata api dan seratusan butir peluru diserahkannya kepada Kepala BIN Sutiyoso yang hadir langsung di lokasi penyerahan diri di pedalaman Aceh Timur.(mt)