![]() |
Wapres Jusuf Kalla berbincang dengan awak media dalam silaturahmi dan makan siang di kantor Wakil Presiden, Jakarta, 22 Desember 2015. Puluhan wartawan yang biasa mengepos di Kantor Wakil Presiden diundang untuk makan siang bersama. TEMPO/Imam Sukamto |
“JK punya ingin dekat wartawan, berita-berita seperti kegiatan humanis JK perlu diingat. Selama ini hanya Jokowi yang selalu diangkat terus beritanya,” kata pengamat politik Muslim Arbi dalam pernyataan kepada intelijen, Rabu (23/12).
Menurut Muslim, JK membutuhkan wartawan karena saat ini menghadapi kasus pertemuan keluarganya dengan Bos Freeport. “Tentu saja JK ingin ada second opini terkait pertemuan itu tentunya dari pengamat yang berpihak ke JK,” jelas Muslim.
Kata Muslim, JK ingin meniru Jokowi agar lebih dekat dengan wartawan dan tidak diberitakan negatif. “Selama ini tidak ada berita negatif Jokowi dari media-media besar,” papar Muslim.
Muslim melilhat cara makan siang dengan para wartawan dianggap efektif untuk mengakrabkan JK dengan pencari pencari sumber berita tersebut. “Itu cara JK secara halus untuk ‘melunakkan’ sikap wartawan,” pungkas Muslim.
Sebelumnya JK mengundang puluhan wartawan yang biasa mengepos di Kantor Wakil Presiden untuk makan siang bersama. JK mengatakan makan siang bersama ini sebagai momentum silaturahmi dengan wartawan yang biasa mewawancarainya di Kantor Wakil Presiden.
Dalam sambutannya, JK menilai ia banyak dikritik berbagai kalangan karena terlalu mudah memberikan informasi kepada wartawan, khususnya informasi yang berkaitan dengan program pemerintahan saat ini. Menurut Kalla, informasi itu wajib diberikan kepada wartawan yang juga mewakili unsur masyarakat.
“Wartawan ini mewakili 250 juta penduduk, kalau kita tidak baca informasi tentang apa yang terjadi, ketika informasi tidak sampai, maka tujuan tidak akan sampai,” kata JK di kantornya, Selasa (22/12).(it)