![]() |
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. TEMPO |
“Izin prinsip adalah izn yang diberikan dengan syarat. Apabila syarat-syarat tidak dilaksanakan maka izin tidak bisa berlaku,” papar Rini dengan suara keibuan malam itu. Rini tengah menjawab berondongan pertanyaan anggota Pansus Pelindo ihwal izin prinsip Meneg BUMN untuk PT Pelindo II.
Usai rapat yang sempat memanas, Rini mendatangi Rieke Diah Pitaloka, Ketua Pansus Pelindo yang masih duduk di kursi pimpinan pansus. Tak kagok meski lebih senior dan dikenal orang dekat Ketua Umum PDIP, Rini mengulurkan tangan dan bersalaman dengan Rieke, politisi PDIP.
Sebagai profesional bidang keuangan yang telah merasakan asam garam menjalankan perusahaan, Rini senantiasa memberikan penjelasan berdasarkan best practice pengelolaan bisnis kepada para politisi anggota Pansus Pelindo. Tugas Rini memang menahkodai ratusan perusahaan milik negara.
Lulusan Wellesley College, Masschusetts, Amerika Serikat ini dikenal jagoan mengelola keuangan perusahaan. Tangan dinginnya pernah menyelamatkan Astra yang hampir lumat dihantam krisis ekonomi 1998. Selain menjadi Presiden Direktur PT Astra International, Rini juga sempat mencicipi posisi Wakil Ketua BPPN dan staf ahli Menteri Keuangan.
Berbagai korporasi menjadi kinclong kinerjanya berkat Rini. Baik perusahaan dilingkungan Astra maupun lainnya. Selain sempat menjadi Komisaris PT Agrakom (menaungi detik.com), komisaris Bursa Efek Jakarta, mantan VP Citibank ini juga piawai mengelola PT Kanzen Motor Indonesia.
Naiknya Megawati menjadi Presiden RI, membawa Rini menduduki posisi Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang sebelumnya diduduki Luhut Binsar Panjaitan. Meski bukan kader PDIP, Rini memang dikenal dekat dengan putri Proklamator itu.
Rini mengungkapkan kedekatannya itu bukan tiba-tiba. Ayahnya, Soemarno adalah mantan Gubernur Bank Indonesia dan Menteri era Presiden Soekarno. Lebih dari itu semua, antara Megawati dengan Rini memang ada chemistry yang membuatnya lengket.
Hanya saja tak senantiasa membuatnya mudah. Rini justru dinilai memanfaatkan Mega saat sebagai Ketua Tim Transisi hingga menjadi Menteri BUMN saat ini. Rini menjadi sasaran tembak permainan politik justru disaat menjalankan tugas profesionalnnya.
Posisi sebagai Menteri BUMN memang ‘panas’. Sebab, trilunan rupiah aset dan proyek perusahaan pelat merah berada ditangan dan menjadi tanggungjawabnya. Modal kepercayaan Presiden Jokowi dan kedekatannya dengan Megawati kini menjadi pertaruhan Rini.(ts)