logo
×

Minggu, 10 Januari 2016

PAN Minta Reshuffle Tak Dibuat Gaduh, Seolah-olah Jokowi dalam Tekanan

PAN Minta Reshuffle Tak Dibuat Gaduh, Seolah-olah Jokowi dalam Tekanan
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kiri) dan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (2/9). | JPNN
NBCIndonesia.com - Politikus PAN yang juga Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, mengatakan reshuffle kabinet supaya tidak dibuat gaduh, karena pergantian menteri di pemerintahan adalah hal biasa.

"Reshuffle merupakan hak prerogratif presiden sehingga siapapun yang dipilih presiden nantinya itu hak beliau dan jangan dibuat seolah-olah pemerintahan di bawah tekanan," katanya kepada wartawan di Sukabumi, Sabtu (09/01/2016).

Menurutnya, semua kinerja menteri pasti dipantau oleh Presiden RI, Joko Widodo, jika ada pembantunya di kabinet yang kerjanya kurang baik mungkin presiden menggantinya dengan orang yang cocok dan siap bekerja untuk kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, pihaknya juga tidak akan mencampuri isu reshuffle kabinet tersebut karena sepenuhnya hak presiden n sehingga siapapun tidak bisa mengganggu gugat Presiden Jokowi. Lanjut dia, siapapun nantinya yang digeser atau diganti harus legowo dan yang penggantinya harus bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.

"Maka dari itu, tidak perlu gaduh dengan isu reshuffle ini, karena presiden sudah pasti menginginkan pembantunya mempunya kinerja yang baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat," tambah Zulkifli.

Ia mengatakan sebagai Ketua MPR RI, dirinya juga akan memantau seluruh kebijakan presiden dan memberikan masukan agar pelaksanaan pemerintahan ini sesuai dengan kehendak rakyat.

Di sisi lain, Presiden Jokowi juga harus bisa melaksanakan seluruh janjinya saat kampanye dan pada 2016 ini adalah tahun di mana keberhasilan dan kekurangan pemerintah ternilai. "Namun kami optimis dengan kondisi politik yang kondsusif, maka kesejahteraan rakyat akan cepat tercapai," kata Ketua Umun PAN ini. (rn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: