
NBCIndonesia.com - Aktivis politik Muhammad Husni Thamrin menyesalkan sikap Presiden Joko Widodo yang mengumumkan rencana kerjasama intelijen Indonesia dengan Rusia.
“Kerjasama intelijen kok diumbar? Bukan rahasia dong?” tulis Thamrin di akun Twitter @monethamrin.
Thamrin mengaitkan pengumuman kerjasama intelijen RI-Rusia itu dengan aksi “narsis” putra politisi Eros Djarot, Banyu Biru, yang mengumbar SK pengangkatan anggota Badan Intelijen Negara (BIN) ke sosial media. “Staff BIN yang baru diangkat mengumbar SK di medsos. Sekarang presiden mengumumkan kerjasama intelijen seperti mengumumkan kerjasama bisnis,” tulis @monethamrin.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menerima Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Nikolay P Petrushev di Istana Merdeka (10/02). Pertemuan itu membahas kerjasama Indonesia dan Rusia dalam bidang intelijen.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, Rusia terkenal dengan badan intelijennya yang canggih, tak kalah dengan negara adidaya Amerika Serikat. Namun, selama ini, kata Luhut, Indonesia tak banyak memiliki kerja sama dalam bidang intelijen dengan negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin tersebut.
“Tidak ada salahnya juga kalau kita berbagi intelijen dengan Rusia. Selama ini, kita terlalu banyak bekerja sama dengan negara-negara Barat,” ucap Luhut seperti dikutip republika (10/02).
Bentuk kerja sama yang akan dijalin Indonesia- Rusia, antara lain, pelatihan anggota intelijen, pengadaan alat-alat penunjang kegiatan intelijen, serta pertukaran informasi dalam isu terorisme dan narkoba.
Muhammad Husni Thamrin,kerjasama intelijen RI-Rusia,Luhut Panjaitan,Nikolay P Petrushev,Banyu Biru,Eros Djarot,Badan Intelijen Negara (BIN). (it)