logo
×

Jumat, 19 Februari 2016

Presiden Mesir Pimpin Penghormatan & Pemakaman Mantan Sekjen PBB

Presiden Mesir Pimpin Penghormatan & Pemakaman Mantan Sekjen PBB

NBCIndonesia.com - Dunia internasional berkabung. Salah satu tokoh diplomat kenamaan yang juga mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) keenam, Boutros Boutros-Ghali, wafat pada Selasa, 16 Februari 2016 waktu setempat dalam usia 93 tahun.

Boutros-Ghali meninggal dalam masa perawatan sebuah rumah sakit di Kairo, Mesir, setelah mengalami patah tulang pinggul dan kaki. Kamis, 18 Februari 2016 waktu setempat (Jumat, 19 Februari 2016 – WIB), jasadnya pun dimakamkan.

Tapi sebelum dimakamkan, Boutros-Ghali terlebih dulu diberi upacara penghormatan terakhir yang dipimpin Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, sekaligus prosesi kebaktian di Gereja Katedral Koptik di Distrik Abbassia, Kairo .

Dalam prosesi yang dilakukan pemimpin Gereja Koptik, Paus Tawadros II ini, hadir pula sejumlah tokoh internasional, seperti Sekjen Liga Arab; Nabil Elaraby, Kepala Badan Kebudayaan PBB (UNESCO); Irina Bokova, serta para menteri di Kabinet Mesir.

“Selamat tinggal untuk contoh teladan dalam hal berkehidupan dan berpengaruh dalam sejarah Mesir,” ucap Paus Tawadros II, dilansir ABC News, Jumat (19/2/2016).

“Dia seseorang yang punya keyakinan kuat pada negaranya sendiri dan berperan mengadvokasi perdamaian di setiap jabatan yang didudukinya,” tambahnya dalam prosesi kebaktian.

Sementara mantan pemimpin Liga Arab, Amr Mussa menyatakan, Boutros-Ghali merupakan teladan dari patriotisme. “Mesir kehilangan salah satu simbolnya. Salah satu pemimpin terbaik dan teladan bagi sifat-sifat patriotisme,” timpal Mussa.

Sedikit mengulas figur Boutros Ghali, Sekjen PBB pertama asal Afrika ini berjasa membantu negosiasi perdamaian Mesir-Israel dan salah satu tokoh yang ‘keukeuh’ mempertahankan sikap “independen” PBB dari pengaruh Amerika Serikat.

Namun bukan berarti Boutros-Ghali “bersih” dari beberapa hal nan kontroversial. Seorang jurnalis investigasi, Linda Melvern, mengklaim pernah mengungkap rahasia penjualan senjata senilai USD26 juta kepada Rwanda pada 1990.

Saat itu, Boutros-Ghali masih menjabat Menteri Luar Negeri Mesir. Alhasil, konflik di Rwanda kian menghebat hingga terjadi genosida pada 1994 yang kebetulan, di tahun yang sama Boutros-Ghali menjabat Sekjen PBB keenam.(oke)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: