logo
×

Rabu, 16 Maret 2016

Kerja Lihai Pencuri Yang Buang Kulit Kabel Hingga Puluhan Ton Di Got

Kerja Lihai Pencuri Yang Buang Kulit Kabel Hingga Puluhan Ton Di Got

NBCIndonesia.com - Dua pekan lalu, Jakarta sempat heboh dengan temuan multi kabel yang jumlahnya mencapai puluhan ton di gorong-gorong sekitar Jalan Medan Merdeka Selatan. Keberadaan multi kabel itu menghambat laju air hingga menimbulkan genangan saat hujan turun.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mulanya begitu ngotot temuan kulit kabel itu upaya sabotase. Namun setelah diselidiki kepolisian, ternyata kulit kabel ini hasil curian sekelompok orang yang membuangnya di gorong-gorong.

"Kami sudah dapat ciri-cirinya. Doakan saja dalam waktu singkat Polda bisa menangkap para pelaku," kata Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Metro Jaya Kombes Mujiono, beberapa waktu lalu.

Setelah melakukan pengejaran terhadap pelaku, ditangkaplah enam orang yang merupakan komplotan pencuri kabel. Mereka sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Keenamnya, STR alias BY(45), MRN alias N(34), SWY alias SM (45), AP alias UC (28), RHM alias GUN (43), AT alias TGL (48).

"Intinya misteri itu bungkusan kabel-kabel di Kota Jakarta, ada pelaku spesialis yang mencuri kabel-kabel itu," ujar Kapolda Metro Jaya saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya.

Para pelaku, lanjut Tito, mempreteli kabel untuk kemudian diambil isinya yang berupa timah dan tembaga lantaran mempunyai nilai ekonomi.

Setelah penetapan tersangka, pada Selasa (15/3) kemarin, polisi melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP). Tujuannya untuk melihat cara kerja komplotan ini mulai dari masuk gorong-gorong hingga mempreteli kulit kabel dan keluar membawa timah.

Rekonstruksi yang dipimpin Kasubdit Sumdaling Mapolda Metro Jaya, AKBP Adi Vivid, dilakukan di tiga tempat, yakni: Jalan Medan Merdeka Selatan, Jalan Agus Salim dan Jalan Abdul Muis.

Dalam olah TKP para pelaku memperagakan tiap adegan. Empat Pelaku pun dihadirkan dalam rekonstruksi ini, sedangkan 2 tersangka tidak hadir dan digantikan oleh pemeran pengganti.


Para pelaku melakukan setidaknya 14 adegan di masing-masing lokasi yang menggambarkan proses pencurian kabel tersebut.

"Jadi kegiatannya ada 3 lokasi, pertama di Abdul Muis, sudah kita laksanakan kemudian selanjutnya di belakang patung Merak dan terakhir di Jalan Abdul Salim. Total adegan di masing-masing TKP nanti yang akan diperagakan kurang lebih ada 14 adegan," kata Adi di Jalan Medan Merdeka Selatan, samping Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, kemarin.

Diharapkan Adi, dapat terlihat kronologis kejadian pencurian kabel itu. Mulai dari, memotong, mengupas hingga pembagian tugas pencurian ini.

Dalam melancarkan aksinya, memiliki modus tersebut. Para pelaku menyamar menjadi pemulung, membawa gerobak hingga karung.

"Mereka modusnya membawa gerobak, ya ada mereka memang sebagai pemulung. Yang di Abdul Muis mereka membawa karung, kemudian yang di sini mereka membawa gerobak. Jadi kalau kita lihat mereka adalah seorang pemulung. Tapi mereka ternyata melakukan aktivitas di bawah," tambahnya.

Waktu eksekusi pun telah diatur, yaitu saat dini hari dan pagi hari. Alasannya, karena di jam-jam tersebut, mereka menganggap pengamanan sedang longgar untuk menjalankan niat jahat mereka.

"Mereka masuk pagi, ada yang jam 4 pagi, tadi Abdul Muis jam 8. Di sini kalau enggak salah pagi juga, jadi berbeda-beda. Ada juga masuk pagi keluar pagi, maksimal 1 hari. Artinya menurut mereka pengamanan pagi hari cukup kendor," terangnya.

Dia yakin pencurian ini dilakukan secara terencana. Sebab, mereka telah menyiapkan perbekalan untuk menginap seharian melakukan aksi pencurian itu. Peralatan pun, lanjutnya, juga sudah mereka siapkan di dalam gorong-gorong.

"Karena mereka membawa perbekalan lengkap di sana, ada aqua ada nasi juga, jadi makan minum bisa di dalam. Kita juga menemukan terpal di dalam. Terus kemudian peralatan-peralatan sudah ada di dalam. Mulai dari linggis, pacul kecil, termasuk senter kepala sudah ada di dalam," bebernya.

Setelah berada di dalam gorong-gorong, mereka mulai menguliti kulit kabel yang ada di dalam tanah yang ada di bawah gorong-gorong. Tak hanya itu, pencurian itu dilakukan mulai dari gorong-gorong besar sampai ke ukuran yang lebih kecil.

"Awalnya mereka masuk, di sini ada 3 gorong-gorong ya, ada 3 gorong-gorong besar. Pertama, ada di sebelah situ dekat jalan raya, kemudian di jalur lambat dan trotoar. Jadi mereka tembus dari gorong-gorong besar ke gorong-gorong sedang sampai kecil," ujar Adi.

Agar misi tak gagal, mereka berkumpul terlebih dahulu di lokasi Patung Merak, sekitar Jalan Medan Merdeka Selatan. Mereka berbincang di pinggiran trotoar silang monas. Setelah itu, mereka langsung ke lokasi bersama-sama membawa gerobak dan karung, untuk berkedok sebagai pemulung.


Sesampai di bibir lubang, satu orang berlaku sebagai pemberi komando berada sekitar lubang saluran Patung Merak. Tiga lainnya mengikuti instruksi tentang bagaimana cara masuk dan menguliti tembaga hingga timah yang ada di dalam kabel. Agar tak tercium petugas, modus yang dilakukan para pelaku adalah dengan gerobak sampah yang dibawanya.

Di bawah lubang, mereka masuk ke bawah mencari kabel yang sudah tidak dipakai kemudian dipotong dengan ukuran kurang lebih 1-2 meter lalu mereka menguliti di bawah kemudian yang diambil timah dan tembaganya. Kemudian tembaga dan timah tersebut dijual ke penadah yang saat ini tengah menjadi DPO pihak polisi.

Dengan alat-alat yang sudah disiapkan, para pelaku juga memperagakan cara menguliti kabel dengan peralatan seperti pacul kecil, linggis dan senter kepala.

Polisi yakin ada komplotan lain terkait pencurian kabel dan saat ini sedang diburu. Sedangkan untuk keenam pelaku akan dijerat oleh pasal 363 tentang Pasal Pencurian Dengan Pemberatan. Dengan hukuman penjara maksimal Maksimal 7 tahun.(mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: