NBCIndonesia.com - Pemimpin kelompok bersenjata, Santoso, yang tengah bersembunyi di Poso, Sulawesi Tengah, ternyata telah dimasukkan ke dalam daftar teroris berbahaya oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
Anggota Komisi I DPR RI Tantowi Yahya menilai, Santoso kini berstatus sebagai teroris paling dicari oleh pihak keamanan Indonesia.
Namun, dengan dimasukkan namanya sebagai teroris paling berbahaya oleh pemerintah AS, maka ruang gerak Santoso akan lebih terawasi secara internasional.
"Dimasukkannya Santoso dalam daftar teroris internasional membuat dia akan terawasi secara internasional dan ruang lingkupnya menjadi menyempit," kata Tantowi kepada wartawan, Kamis (24/3/2016).
Ia menegaskan, kini status Santoso bisa dianggap sebagai teroris paling berbahaya di dunia, setelah adanya warning dari pemerintah AS tersebut.
"Ya seperti itu," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond Mahesa menilai, masih berkeliarannya kelompok Santoso menunjukan buruknya sinergi para penegak hukum.
"Kesannya (kelompok Santoso) dipelihara. Seharusnya sejak dulu operasi gabungan. Kalau hanya Densus nanti mereka salah bunuh lagi," kata Desmond kepada wartawan, Kamis (24/03/2016).
Menurut politikus Partai Gerindra ini, Densus 88 sendiri sudah punya kesan negatif di sebagian masyarakat. Karena itu, menurutnya, tidak bisa hanya menitikberatkan operasi dilakukan pada Densus semata.
"Densus sudah jelek di mata masyarakat. Kalau hanya andalkan mereka saja kesannya egoisme sektoral. Harus libatkan semua agar tidak terkesan Santoso ini dipelihara," ujar Desmond.(rn)
