
NBCIndonesia.com - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang selalu keras dalam menyikapi masalah dinilai akan mempengaruhi elektabilitasnya. Sebab, Ahok kembali maju dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta pada 2017 nanti.
Hal itu dikatakan Pengamat dari Universitas Paramadina, Herdi Sahrasad terkait sikap Ahok yang keras. Dimana pernyataan Ahok yang terbaru adalah menyebut hasil audit investigasi BPK terkait pengadaan lahan RS Sumber Waras ngaco.
"Saya khawatir pernyataan itu berpengaruh ke Pilgub. Elektabilitas dia turun. Karena tutur kata dan tindak tanduk-nya melukai perasaan rakyat kecil atau juga melukai perasaan aparat," kata Herdi Sahrasah pada INILAHCOM, Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Menurut Herdi, sebagai seorang pemimpin Ahok tidak sepantasnya menyebut bila hasil audit itu ngaco. Sebab, pernyataan itu bukan menguntungkan. Melainkan merugikan Ahok sendiri sebagai orang yang kembali maju di Pilkada DKI.
"Tutur-kata Ahok yang tidak terjaga dapat meninmbulkan kesan yang negatif, yang merugikan Ahok sendiri. Karena dengan tutur kata keras itu bukan menguntungkan ahok, malah merugikan," ujar dia. Bahkan, lanjut dia, sikap keras Ahok sudah berlebihan. Dia pun menyayangkan sikap keras yang selalu dipertontonkan Ahok di depan publik.
"Sebaiknya menjelang Pilgub engga begitu. Menggerus, elektabilitas menurun, saya menduga menganalisa, ya," papar dia
Sebelumnya Ahok menyatakan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menyeret namanya dalam kasus dugaan korupsi pengadaan lahan Rumah Sakit Sumber Waras adalah tidak benar. "Orang jelas (audit) BPK ngaco begitu kok," ujarnya di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/4/2016). Untuk itu Ahok meyakini tidak akan terlilit kasus tersebut. "Lihat saja nanti," singkatnya.
Diketahui sebelumnya BPK menemukan adanya perbedaan harga Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) pada lahan di sekitar RS Sumber Waras di Jalan Tomang Utara dengan lahan rumah sakit itu sendiri di Jalan Kyai Tapa.
BPK menaksir kerugian negara sebanyak Rp 191 miliar. Dalam laporannya, BPK meminta Ahok membatalkan pembelian. Namun Ahok tetap ngotot membeli lahan pembangunan RS Sumber Waras. (il)