logo
×

Senin, 25 April 2016

Berdarah Kenya, Obama Dituduh Dendam Pada Inggris

Berdarah Kenya, Obama Dituduh Dendam Pada Inggris

NBCIndonesia.com -  Asal usul keturunan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama beberapa hari ini kembali menjadi pembahasan, terutama dalam kunjungannya ke Inggris akhir pekan ini. Dua tokoh politik Inggris mengangkat pernyataan yang menyinggung mengenai kakek Obama yang berasal dari Kenya.

Kakek Obama, Hussein Onyango Obama pernah mengalami masa-masa buruk saat Kenya berada dalam kekuasaan Pemerintah Kolonial Inggris pada 1949. Masa itu, Oyango yang bekerja sebagai juru masak bagi keluarga Inggris di negara itu justru ditangkap dan diseret ke kamp tahanan Inggris yang melegalkan penyiksaan dan menewaskan sedikitnya 25 ribu warga Kenya demi memadamkan Pemberontakan Mau Mau saat itu.

Dia berhasil selamat dari semua siksaan mengerikan yang diterimanya di kamp tahanan tersebut, namun dia tidak pernah kembali menjadi orang yang sama lagi.

Puluhan tahun kemudian, cucu Oyango, Barack Hussein Obama terpilih menjadi presiden kulit hitam pertama di negara adikuasa AS. Kisah hidup sang kakek terkuak dalam wawancara yang dilakukan surat kabar Inggris The Guardian dengan istri Oyango, nenek dari Barack Obama pada 2008 yang kemudian dimuat dalam artikel berjudul “Dosa kolonial Inggris memberikan bahaya terhadap hubungan kita dengan calon orang paling berkuasa di muka bumi”.

Tahun berlalu, Obama yang menjalankan jabatannya sebagai Presiden AS tampaknya tidak terpengaruh dengan kisah tersebut. Hal itu terlihat dari hubungan antara AS dan Inggris yang tetap akur meski Obama lebih condong kepada sekutu-sekutunya di Timur Tengah ketimbang di Eropa.

Namun, akhir pekan ini Pimpinan partai sayap kanan Inggris, UKIP Nigel Farage dan wali kota London yang juga beraliran kanan, Boris Johnson mengungkit kembali mengenai darah Kenya yang dimiliki Obama. (it)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: