logo
×

Sabtu, 30 April 2016

Ini Dia Elit PKS yang Harus Dipecat Versi Pendiri Partai Keadilan

Ini Dia Elit PKS yang Harus Dipecat Versi Pendiri Partai Keadilan

NBCIndonesia.com - Dalam rangka optimalisasi “bersih-bersih” di tubuh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), elit PKS harus berani menegakkan hukum seadil-adilnya tanpa pandang bulu. Di mana, elit PKS semestinya memecat elit PKS yang “bermasalah” dari seluruh jenjang keanggotaan.

Pendapat itu disampaikan pendiri dan deklarator Partai Keadilan (PK) Yusuf Supendi kepada intelijen (29/04). “Jika ketidakadilan itu dilestarikan dalam tubuh PKS, berarti elite PKS mengundang intervensi Yang Maha Adil untuk menghancurkan PKS,” tegas Yusuf Supendi.

Lalu, siapa saja yang dimaksud Yusuf Supendi tokoh-tokoh PKS yang dimaksud? “Terdapat sejumlah elite PKS yang semestinya dipecat dari seluruh jenjang keanggotaan PKS. Di antaranya Luthfi Hasan Ishaaq, Gatot Pujo Nugroho, Arifinto, Yudi Widiana, Kurniawan, dan Mahfudz Siddiq,” tegas Yusuf.

Mengapa Mahfudz Siddiq? Menurut Yusuf, perkawinan Mahfudz Siddiq bermasalah, sebagaimana dinyatakan Dewan Syariah Pusat (DSP) PKS.

Yang tidak kalah penting, kata Yusuf Supendi, yang mutlak harus dipecat atau diberhentikan dari seluruh jenjang keanggotaan PKS adalah Hilmi Aminuddin dan rezimnya. Diduga kuat Hilmi Aminuddin telah melanggar baiat, janji setia, melanggar AD/ ART, melanggar keputusan Majelis Syura PKS, dan lainnya.

Diberitakan sebelumnya, saat sidang paripurna penutupan masa sidang IV DPR 2015-2016 (29/4), anggota Komisi IX DPR Ansori Siregar menginterupsi sidang, meminta Fahri Hamzah yang telah dipecat DPP PKS, segera dipecat dari posisinya sebagai Wakil Ketua DPR.

Ansori meminta pimpinan DPR segera melantik Ledia Hanifa yang telah ditunjuk Fraksi PKS menggantikan Fahri. “Pimpinan tidak boleh menahan-nahan. Saya kira hari ini sudah ada pelantikan (Ledia). Mohon untuk segera melaksanakan keputusan Fraksi PKS,” tegas Ansori. (it)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: