logo
×

Jumat, 08 April 2016

Lagi, Cina Bikin Ulah Langgar Wilayah Vietnam

Lagi, Cina Bikin Ulah Langgar Wilayah Vietnam

NBCIndonesia.com - Vietnam, Kamis, meminta Cina memindahkan alat pengebor minyak yang kontroversial dan membatalkan rencana untuk memulai pengeboran di perairan yang tidak jelas yurisdiksinya.

Hal itu memicu ketegangan keras di antara dua negara komunis yang bertetangga tersebut.

Alat pengebor minyak senilai 1 miliar dolar AS, yang menjadi penyebab kebuntuan diplomatik yang sangat parah di antara kedua negara tersebut pada 2014, dipindahkan ke wilayah Teluk Tonkin di Laut Cina Selatan yang oleh Vietnam dinyatakan bahwa kedua negara masih melaksanakan diskusi pemetaan.

Cina menyebut pengebor tersebut sebagai Haiyang Shiyou 981. Vietnam menamakannya dengan Hai Duong 981.

"Vietnam secara tegas menentang dan meminta Cina membatalkan rencananya mengebor dan segera memindahkan alat pengebor minyak Hai Duong 981 di luar wilayah tersebut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Le Hai Binh dalam pernyataan yang diunggah di laman berita milik pemerintah.

Cina mengklaim hampir seluruh sumber kekayaan di Laut Cina Selatan di tengah klaim dari beberapa negara lainnya, yakni Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

Cina, lanjut Binh, diharuskan tidak melakukan tindakan unilateral lebih lanjut karena semakin memperkeruh situasi dan seharusnya berkontribusi pada penciptaan perdamaian dan stabilitas keamanan.

Dua tahun lalu, Cina menempatkan alat pengebor tersebut selama 10 pekan di perairan Vietnam yang memercayai bahwa wilayah itu merupakan zona ekonomi eksklusifnya.

Hal itu menjadikan mereka dalam keadaan terburuk selama beberapa dasa warsa dan menimbulkan protes dari kalangan nasionalis Vietnam.

Sejumlah pengamat menganggap bahwa langkah tersebut sebagai kesalahan perhitungan Beijing dengan memanfaatkan Amerika Serikat. Sejak perselisihan tersebut, Vietnam menjadi lebih dekat dengan Washington daripada sebelumnya.

Vietnam secara teliti melacak jejak pengeboran minyak yang dioperasikan di lepas Teluk Benggala dan mendekati wilayah perairan yang beberapa kali disengketakan sejak 2014.

Ini merupakan kejadian yang kedua kalinya pada tahun ini sehingga Vietnam memprotes aktivitas pengeboran tersebut. Kedua kali peristiwa itu terjadi bertepatan dengan pergantian kepemimpinan di Hanoi.

Perdana menteri baru Vietnam mengucapkan sumpahnya, Kamis (7/4/2016), dan presiden baru pekan lalu. Komplain sebelumnya tentang pengeboran minyak itu terjadi pada Januari lalu, dua hari sebelum Partai Komunis mengawali kongres lima tahunan.

Binh juga mengkritik keputusan Cina yang mulai mengoperasikan mercusuar di salah satu pulau buatan di kawasan Kepulauan Spratly archipelago.

Dia menganggap Cina melanggar kedaulatan Vietnam dan melakukan tindakan tidak sah serta tidak bermanfaat.

Sebelumnya Binh menyebut tindakan Cina tersebut tidak bersahabat dan memicu permusuhan. (ts)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: