
Nusanews.com - Pemerintah memutuskan akan kembali mengimpor daging sapi dari Australia. Sepuluh ribu ton daging akan didatangkan menyusul masih mahalnya harga daging sapi menjelang Ramadhan.
Kebijakan impor daging sapi itu dipertanyakan banyak pihak. Pengamat politik Ahmad Yazid menilai, kebijakan impor daging menjadi bukti nyata bahwa pernyataan Jokowi terkait swasembada daging sapi hanya sebatas pencitraan.
“Jokowi pernah berjanji swasembada daging, tetapi buktinya impor daging. Kunjungan Jokowi ke NTT dan meresmikan ‘tol laut’ untuk mengangkut sapi dari NTT, yang katanya bisa memenuhi daging di Jawa, hanya omong kosong dan pencitraan saja,” tegas Yazid kepada intelijen (30/05).
Yazid menegaskan, selama ini Jokowi hanya pencitraan dan tidak melihat data di lapangan, terutama permintaan daging. “Harusnya sebelum mengucapkan swasembada daging, Jokowi melihat data di lapangan termasuk kebutuhan daging. Blusukan Jokowi Jokowi ini pun tidak menjawab swasembada daging maupun lainnya. Dana blusukan yang nilainya miliaran itu harus dibuka ke publik karena lebih bersifat pencitraan dan tidak ada hasilnya,” beber Yazid.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan bahwa BUMN akan melakukan impor berbagai kebutuhan pokok strategis menjelang Ramadhan dan Hari Lebaran. Daging sapi menjadi salah satu kebutuhan utama yang akan di datangkan dari luar negeri.
“Kalau daging, ya memang harganya masih agak tinggi. Masih Rp 113 ribu per kilogram. Sebenarnya, itu impornya daging tidak dibatasi,” kata Darmin di Kompleks Istana (24/05). (it)