logo
×

Rabu, 04 Mei 2016

Percaya Ucapan Mega, Kader PDIP Sebut WNI Dibebaskan Pakai Uang Tebusan demi Menyelamatkan Muka Presiden

Percaya Ucapan Mega, Kader PDIP Sebut WNI Dibebaskan Pakai Uang Tebusan demi Menyelamatkan Muka Presiden

NBCIndonesia.com - Pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut adanya uang tebusan dibalik dibebaskannya 10 WNI yang disandera kelompok separatis asal Filipina Selatan Abu Sayyaf diamini salah satu kadernya, yakni anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto.

“Menurut saya ibu Ketum pasti sudah dapat info A1. Bahwa itu ada uang tebusan. Saya pikir pemerintah harus jujur kalau ada uang tebusan, terus terang saja, rakyat juga ngerti kok. Masuk WC saja harus bayar,” tandas dia saat dihubungi TeropongSenayan di Jakarta, Selasa (03/05/2016).

Damadi justru mempertanyakan logika Abu Sayyaf yang begitu saja melepas sanderanya tanpa uang tebusan.

“Itu yang harus dijelaskan, soalnya mereka menyandera kan minta uang tebusan,” ujar dia.

Sebaiknya, imbaunya, pemerintah harus transparan terkait dibebaskannya para sandera oleh Abu Sayyaf.

“Kalau sampai bocor ada uang tebusan, nanti pemerintah malu sendiri,” sindir dia.

Darmadi menduga ada pihak yang membayar uang tebusan dengan dibebaskannya para sandera.

“Kelihatannya ada pihak yang bayar, tapi bukan uang dari pemerintah,” terang dia.

Saat didesak siapa pihak yang ia maksud memberikan uang tebusan kepada Abu Sayyaf, Darmadi enggan membeberkannya.

“Belum ada yang ngaku, tapi bisa ditebak uang tersebut dari mana. Nggak berani nyebut. Tapi pasti bukan uang dari pemerintah, orang tersebut lagi berusaha menyelamatkan wajah presiden. Lagi menanam budi. tapi intinya lama-lama akan terbuka juga rahasia apakah ada uang tebusan atau gak,” ungkap dia.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan mambantah bahwa pemerintah memberikan uang tebusan kepada kelompok Abu Sayyaf terkait pembebasan 10 WNI yang disandera. (ts)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: