
NBCIndonesia.com - Nilai rata-rata Ujian Nasional para pelajar Sekolah Menengah Atas dan sederajat di Pontianak, Kalimantan Barat, tahun ini ternyata jatuh. Penyebabnya diduga lantaran para pelajar terkecoh dengan beredarnya kunci jawaban palsu.
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menyatakan, pengedar kunci jawaban itu sudah diproses hukum.
"Ini adalah pelajaran untuk peserta UN SMA/sederajat yang akan datang, dan peserta UN tingkat SMP, yang akan diselenggarakan, Senin (9/5) besok, karena hasil UN tahun ini se-Kalbar turun semuanya. Dampak dari beredarnya kunci jawaban UN palsu tersebut," kata Sutarmidji di Pontianak, Minggu (8/5).
Sutarmidji menyampaikan, rata-rata para peserta UN tingkat SMA/sederajat terlanjur yakin dengan kunci jawaban palsu itu.
"Padahal jauh hari sudah kami ingatkan, agar mereka tidak mudah percaya kalau ada beredar kunci jawaban pada saat pelaksanaan UN," ucap Sutarmidji.
Menurut Sutarmidji, dia jauh-jauh hari sudah mengingatkan supaya para pelajar tidak percaya dengan kunci-kunci jawaban beredar, ketika pelaksanaan UN.
"Sehingga secara kuantitas nilai UN tingkat SMA/sederajat tahun ini menurun dibanding tahun lalu," ujar Sutarmidji.
Meski demikian, Sutarmidji menganggap tingkat kelulusan SMA/sederajat tahun ini masih baik. Namun secara kuantitas mengalami penurunan dibanding 2015.
"Hasil investigasi di lapangan, bahkan sekolah-sekolah yang prestasinya cukup bagus, para muridnya masih percaya dengan beredarnya kunci jawaban palsu tersebut, dan rela membelinya hingga Rp 100 ribu kunci jawaban palsu tersebut," tambah Sutarmidji.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Mulyadi, membenarkan nilai UN tingkat SMA/sederajat di Kota Pontianak menurun dibanding tahun sebelumnya. Hal itu juga terjadi di kabupaten/kota lainnya di Kalbar.
"Kami sudah lakukan investigasi kepada peserta UN yang nilainya aneh. Yakni kepada murid yang sehari-hari pintar, tetapi nilainya turun ketika UN. Hasilnya mereka mengakui percaya kepada kunci jawaban palsu yang sempat beredar kemarin," kata Mulyadi, seperti dilansir dari Antara.
Menurut Mulyadi, rata-rata nilai peserta UN yang turun yakni pada hari kedua. Sebab mereka mulai percaya dengan kunci jawaban UN yang beredar tersebut.
"Bagi peserta UN yang menguji kunci jawaban UN palsu tersebut, mereka sadar bahwa tidak semuanya benar. Yaitu dari 10 soal misalnya, paling yang betul hanya empat saja, maka nilai UN-nya tidak masih bagus," tutup Mulyadi. (mdk)