
Nusanews.com - Calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali irit bicara perihal mencuatnya ancaman dari relawan untuk mencabut dukungan di Pilkada DKI.
Niat untuk membuang pengumpulan KTP yang sudah digalang para relawan bernama Teman Ahok tersebut dilontarkan menyusul goyahnya pendirian Ahok untuk maju bertarung di Pilkada lewat jalur independen.
"Gak mau ah, aku gak mau ngomong," selorohnya saat dikonfirmasi di Balai Kota Jakarta, Senin (13/6/2016).
Sebelumnya, di hari yang sama Ahok juga enggan menanggapi polemik yang sedang berkecamuk di internal relawannya tersebut. Dia lebih memilih berkomentar mengenai pekerjaannya sehari-hari.
"Aduh gak usah ngomong itu, ngomong kerjaan dulu aja, banyak kerjaan. Soal pencalonan gak usah tanya dulu," ujar Ahok.
Relawan Teman Ahok yang selama ini jadi motor pengumpul satu juta KTP agar Ahok bisa maju lewat jalur perseorangan dikabarkan mulai ketar-ketir pascamelihat secara langsung fenomena Ahok yang terus digoda oleh partai politik.
Pendamping Ahli Teman Ahok, I Gusti Putu Artha menyebut, beberapa pendukung Ahok pun mulai gerah jika isu berpalingnya Ahok ke partai politik akhirnya terjadi. Bahkan, beberapa dari mereka mengancam akan membuang dukungan yang sudah dikumpulkan jika Ahok memilih parpol.
"Sudah ada ancaman, kalau sampai Ahok maju lewat parpol, kita mau buang dukungan yang sudah dikumpulkan," kata Putu, Sabtu lalu.
Bekas komisioner Komisi Pemilihan Umum itu pun mengimbau Ahok agar menimang-nimang keputusannya terkait Pilkada 2017. Sebab, setiap keputusan Ahok pasti berisiko.
Putu menyebut, Ahok sebetulnya lebih diuntungkan maju lewat jalur perseorangan. Pasalnya, keuntungan yang didapat oleh mantan Bupati Belitung Timur itu akan lebih banyak.
Pertama, jika Ahok maju lewat jalur perseorangan, masih ada kemungkinan partai-partai tetap mendukung Ahok. Dua parpol, NasDem dan Hanura bisa jadi contoh karena keduanya konsisten mendukung Ahok lewat jalur independen. (rn)