
Nusanews.com - Keputusan Basuki T Purnama (Ahok) maju melalui jalur independen dalam Pilgub DKI 2017 rupanya tak berjalan mudah. Banyak godaan yang terjadi dalam proses pencalonan Ahok bersama bakal cawagub Heru Budi Hartono.
Partai Golkar salah satu yang paling ngotot merayu Ahok untuk tak maju melalui jalur independen. Padahal, keputusan maju melalui jalur independen sudah diutarakan Ahok sejak lama. Dia tak ingin mengecewakan relawan Teman Ahok yang sudah berjuang kumpulkan KTP dukungan warga DKI.
Golkar terus melakukan pujian kepada mantan bupati Belitung Timur itu. Khususnya setelah Setya Novanto jabat sebagai ketua umum Partai Golkar dalam Munaslub Golkar yang digelar 14 - 17 Mei di Bali lalu.
Setya Novanto menilai, Ahok merupakan sosok yang sukses memimpin Jakarta. Meski belum memutuskan akan mendukung Ahok, namun Golkar menilai Ahok sosok yang saat ini terbaik untuk memimpin Jakarta.
Godaan Ahok diusung partai politik berawal dari kabar pasangannya Heru mundur dari pencalonan di Pilgub DKI. Tak berselang lama, muncul spanduk-spanduk yang mengatasnamakan diri sebagai relawan Ahok-Djarot.
Baik Ahok maupun Djarot menanggapi positif soal diduetkannya kembali gubernur dan wakil gubernur DKI ini dalam Pilgub Februari nanti. Keduanya saling memuji, hal ini yang membuat isu Ahok akan diusung partai makin menguat.
Wacana duet Ahok Djarot juga disambut positif Golkar. Hanya saja keputusan mendukung atau tidak, diputuskan dalam musda Golkar tingkat DPD I DKI Jakarta yang akan digelar dalam waktu dekat.
"Duet ini (Ahok-Djarot) memberikan suatu yang baik karena dijalankan dengan baik fungsi tugas dan perjalanan kariernya," kata Setya Novanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (10/6).
"Ini akan memberikan kontribusi besar bagi pembangunan DKI. Karena DKI butuh orang yang kuat," lanjut dia.
Novanto juga menilai, untuk mengatasi permasalahan DKI Jakarta, dibutuhkan pemimpin yang tak hanya memiliki kecerdasan saja. "Perlu yang berani, cerdas, dan mengayomi," terang Novanto.
Tidak cuma itu, Golkar pun masih optimistis jika Ahok pada akhirnya nanti akan meninggalkan Teman Ahok. Ahok dinilai akan memilih jalan parpol untuk maju di Pilgub DKI. Sementara dukungan Teman Ahok mengumpulkan KTP tak kunjung capai 1 juta KTP seperti perjanjiang awal.
"Saya yakin pada saatnya pasti akan berpikiran (maju) pada partai politik. Kami berikan Pak Ahok waktu, masih ada waktu," kata Novanto lagi.
Maka dari itu, Novanto enggan terburu-buru memberikan dukungan resmi kepada Ahok. Partainya akan melakukan perombakan pengurus DPD I Golkar DKI Jakarta terlebih dahulu.
"Saya melihat Ahok sosok yang sekarang ini memang banyak keberhasilan tercapai, itu semuanya saya serahkan semuanya, kami tunggu dari DKI," jelas dia. (mdk)