
Nusanews.com - Keputusan Presiden Joko Widodo menutup tambang emas di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, memberi dampak negatif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Selama ini, tambang emas tersebut telah menjadi sumber penghasilan utama bagi masyarakat sekitar.
"Di Gunung Botak ada 50.000 orang penambang," kata Pengurus Konsorsium dan Koperasi, Mansyur Lakata, di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (13/6)
Akibatnya pendidikan anak-anak di Pulau Buru terancam. "Jadi mereka ada yang kesulitan studi, ada yang tidak bisa bayar sekolah dan kuliah," ujarnya.
Lakata bercerita, keadaan tersebut diperparah dengan geliat beberapa perusahaan asing yang terus berusaha untuk merenggut potensi tambang emas mereka.
Untuk itu, konsorsium sangat dibutuhkan pada bidang koperasi di daerah Pulau Buru. Konsorsium ini nantinya akan menjamin tambang emas di Gunung Botak dapat terlindungi dari perusahaan asing.
"Kalau tidak ada konsorsium ini akan ada keributan. Karena juga ada perusahaan yang ingin mencaplok," tutupnya. (mdk)