
Nusanews.com - Presiden Joko Widodo tidak mempunyai kemampuan untuk memimpin negara. Salah satu buktinya, Jokowi tidak berhasil “menjungkirbalikkan” harga pangan dan daging sebagaimana yang dijanjikan Jokowi jelang Ramadhan.
Pendapat itu disampaikan pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada intelijen (09/06). “Padahal pernyataan Jokowi seolah-olah optimis, tapi faktanya tidak bisa menjungkirbalikkan. Hal ini menandakan Jokowi tidak punya kemampuan sebagai pemimpin,” tegas Ahmad Baidhowi.
Menurut Baidhowi, Jokowi secara tidak langsung telah mengakui tidak mampu mengelola negara. “Jokowi mengatakan, negara lain saat Natal maupun Lebaran harga tidak naik, ini tanda Jokowi menyadari tidak mampu,” papar Baidhowi.
Selain itu, Baidhowi menilai Jokowi tidak memiliki sifat dan tipe seorang negarawan. “Jokowi hanya usahawan dan motivator. Jokowi biasanya jualan omongan tetapi tidak bisa menyelesaikan masalah,” pungkas Baidhowi.
Menyikapi masih tingginya harga daging sapi, Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah tak mungkin menurunkan harga daging sapi dalam waktu cepat. “Enggak mungkin (harga daging sapi) turun dalam satu dua hari,” ujar Jokowi di Auditorium Dhanapala, Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta, (07/06).
Kata Jokowi, pemerintah telah berupaya menekan turunnya harga daging sapi sesuai target, yakni Rp 80.000 per kilogram hingga Rp 85.000 per kilogram. Caranya dengan memperbanyak suplai daging sapi sebesar-besarnya, baik dengan cara mengoptimalkan stok sapi dalam negeri atau impor.
“Ya, memperbanyak supply. Ini kan tentang supply dan demand. Kalau demand naik, supply tidak naik. Tapi kalau dipasok dengan jumlah lebih dari cukup, harga pasti turun,” ujar Jokowi. (it)