
Nusanews.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama gagal dalam memimpin Ibukota. Salah satu indikasinya, jumlah pengangguran semakin meningkat.
"Data, fakta, dan angka menunjukkan jumlah rakyat mengangur di bawah Gubernur Ahok terus bertambah," tegas Ketua Dewan Pendiri Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap dalam keterangan persnya, Sabtu (4/6).
Pasalnya, berdasarkan data BPS DKI Jakarta (Oktober 2014), jumlah angka pengangguran lebih tinggi dari pada angka pengangguran secara nasional. Tingkat pengangguran di DKI mencapai 9,84%. Angka rakyat menganggur di Jakarta lebih ketimbang angka nasional. "Kondisi ini terus berlanjut pada 2015 dan awal 2016," ucapnya.
Penilaian BPS DKI Jakarta (2015), DKI Jakarta dalam alarm darurat”. Keadaan sebagian rakyat miskin di Jakarta semakin memburuk dari tahun ke tahun. DKI Jakarta ditandai dengan tingkat pengangguran terbesar di Indonesia. Jumlahnya sebanyak 8,36 persen, jauh di atas rata-rata Indonesia.
"Ironisnya, Ahok justru menggusur paksa rakyat miskin dan pedagang kaki lima! Hal ini menambah jumlah rakyat menganggur," ungkapnya.
Berdasarkan data Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, sejak Januari hingga Agustus 2015, terdapat 3.433 kepala keluarga dan 433 unit usaha yang menjadi korban penggusuran paksa yang berada di 30 titik di wilayah DKI Jakarta.
Jumlah ini kian bertambah pada 2016, termasuk gusur paksa rakyat di Kali Jodo dan Luar Batang, Jakarta Utara. Tentu kelakuan Ahok gusur paksa rakyat miskin ini menambah jumlah rakyat nganaggur di DKI.
"Bagaimana bisa APBD DKI puluhan triliiun rupiah, jumlah rakyat menganggur di atas rata-rata se-Indonesia? Bahkan, DKI Jakarta berposisi sebagai Ibukota Negara RI, terkenal dengan banyak permasalahan rakyat yang sungguh hingga kini Ahok tak mampu pecahkan," tegasnya.
Melihat tingginya angka pengangguran tersebut, dia menambahkan, Ahok gagal soal dalam menangani urusan rakyat. kegagalan memecahkan masalah pengangguran ini, dapat diajikan salah satu bukti Ahok tidak layak memimpin Jakarta periode mendatang.
"Pernyataan berulang-ulang Ahok, 'siap mati demi rakyat', hanya 'omong doang' semata!" tandasnya. (rm)