
Nusanews.com - Politikus PDIP Masinton Pasaribu ikut berkomentar soal pengakuan mantan Teman Ahok. Terutama ihwal cara pengumpulan KTP dan honor yang didapatkan.
Kata dia, Teman Ahok jelas tidak bisa disebut relawan. Sebab, jika diharfiahkan, relawan adalah orang yang bekerja secara suka rela.
"Kalau dia bergerak dilandasi motif untuk dapat gaji, ya berarti bukan relawan. Itu adalah karyawan," sindirnya saat dihubungi, Rabu (22/6).
Karenanya, 1 juta KTP yang diklaim berhasil dikumpulkan Teman Ahok perlu ditinjau ulang. Sebab, ada keterpaksaan mereka diwajibkan mengumpulkan 140 KTP per minggunya.
Lagipula, kata Masinton, pengumpulan KTP itu bukan door to door. Namun, diambil dari sejumlah tempat seperti kelurahan, leasing, atau tempat-tempat lain yang menggunakan KTP.
"Soal pengumpulan KTP seperti itu saya tau betul kalau diganda-gandain. Dapil ku kan di Jakarta. Kita tau lah informasi-informasi di bawah itu," tegas anggota komisi III DPR itu.
Untuk itu, Masinton setuju bahwa terungkapnya cara Teman Ahok mengumpulkan KTP hingga diberi honor berkaitan dengan yang disampaikan rekannya, Junimart Girsang.
Yakni, soal aliran dana Rp 30 miliar dari pengembang reklamasi Teluk Jakarta ke Teman Ahok.
"Iya lah. Cerita itu kan karena ada dasar dan faktanya. Itu saling terkait. Itu pasti bener. Karena fakta," pungkas legislator kelahiran Sibolga itu. (jpg)