
Nusanews.com - Penolakan pengesahan RUU pengampunan pajak (tax amnesty) juga keras dilontarkan organisasi masyarakat Persatuan Umat Islam (PUI).
"RUU Tax Amnesty ini akal-akalan saja. Ini akal bulus untuk menelikung negara. Kita harus lawan dan tolak TA dan tidak mendasar," tegas Ketua Umum Pemuda PUI, Raizal Arifin melalui siaran pers, Selasa (28/6).
"Kalau bicara pajak, ya perbaiki sistem pajak tanpa harus mengampuni pengemplang pajak yang menyimpan dananya di luar negeri," sambungnya.
Azam, begitu akrab disapa, mengibaratkan RUU Tax Amnesty sebagai karpet merah bagi para pencuri uang rakyat, lalu dibawa kabur dan ditarik lagi ke negara.
"Negara pasti tidak tahu asal muasal uang haram itu. Kita harus peka terhadap rakyat yang bekerja dan membayar pajak sesuai ketentuan," kritiknya lebih lanjut.
Azam menegaskan, RUU tax amnesty sangat diskriminatif. Dalam kajian Pemuda PUI, beber Azam, jika RUU Tax Amnesty disahkan akan menjadi boomerang bagi negara. Para pencuri pengemplang pajak akan lebih canggih lagi mengelabui pemerintah.
"Dana haram akan masuk dengan leluasa," cetusnya.
Di negara lain, penerimaan pajak dari tax amnesty kecil terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Jika hanya ingin mendapatkan Rp 165 triliun, Sementara ada Rp 11.500 triliun yang disimpan di luar negeri, menurut dia, tidak harus dengan tax amnesty.
Sekretaris Jenderal Pemuda PUI, Kana Kurniawan mengatakan, tax amnesty bukan kebutuhan mendasar rakyat.
"Ini pesan dari para pencuri agar diampuni pajaknya. Kita harus sadar, ini bentuk pengampunan yang melawan konstitusi. Ini menguntungkan konglomerat hitam daripada masyarakat," tambah Kana. (rmol)