
Nusanews.com - Pengamat politik Emrus Sihombing mengatakan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seharusnya meminta maaf secara langsung kepada mereka yang mendukungnya dengan menyerahkan KTP-nya untuk dijadikan syarat calon perseorangan, karena ternyata memilih maju pilkada melalui partai politik.
“Ahok harus minta maaf. Dengan sepenuh hati kan mereka merelakan KTP-nya untuk memberikan dukungan politik, harusnya menghargai itu karena sudah sejuta KTP lho, kalau di bawah kuota masih bisa dimaklumi. Betapa ‘air susu di balas dengan air tuba’,” kata Emrus Sihombing di Jakarta, Kamis (28/7).
Hal itu dikatakannya menangapi keputusan Ahok yang memilih untuk maju melalui jalur partai politik daripada perseorangan (independen) untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Padahal, Ahok sebelumnya menyatakan akan maju jalur perseorangan dan bersama TemanAhok memobilisasi pengumpulan KTP untuk tujuan tersebut.
Menurut dia, permintaan maaf tersebut tidak bisa diwakilkan oleh orang lain.
“Namun harus Ahok sendiri kepada mereka yang telah memberikan dukungan politiknya secara nyata kepadanya. Bisa saja Ahok mengumpulkan para pendukungnya yang memberikan KTP dalam suatu tempat dan secara terbuka meminta maaf,” katanya.
Ia menganalogikan peristiwa tersebut seperti layaknya seorang gadis yang telah dilamar.
“Kalau berpikir kewajaran harus pamit dan minta maaf. Kalau kita sudah melamar seorang gadis apakah kita meninggalkannya untuk menikah dengan orang lain, kita tidak kan. Kalau ditinggalkan harus minta maaf,” katanya.
Ia menambahkan, sebelumnya ia tidak begitu terkejut dengan keputusan Ahok tersebut. Menurut dia, Ahok tipe politisi oportunis dan sangat cair dalam politik. Hal ini terlihat dari rekam jejaknya. (akt)