logo
×

Kamis, 28 Juli 2016

Atas Apa yang Menimpa Personil nya,Panglima TNI Minta Prajuritnya Tak Dendam

Atas Apa yang Menimpa Personil nya,Panglima TNI Minta Prajuritnya Tak Dendam

Nusanews.com - Panglima TNI Gatot Nurmantyo menginstruksikan kepada para prajuritnya yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Tinombala untuk tidak saling menyalahkan menyusul tewasnya Sersan Dua Muhammad Ilman, personel Tim Intel Korem 132/Tadulako bagian dari Satgas Tinombala.

Muhammad Ilman tewas setelah ditembak anggota Brimob yang hendak melakukan penyergapan terhadap kelompok Mujahidin Indonesia Timur di Desa Towu, Poso, Sulawesi Tengah, Rabu sekitar pukul 12.30 WITA.

Gatot mengatakan, Ilman gugur dalam menjalankan tugas negara. Gugur pada waktu menjalankan tugas, kata Gatot, merupakan idaman bagi setiap prajurit TNI. Sebab menurutnya, gugur berarti mati sahid.

"Dalam kondisi seperti ini jangan saling menyalahkan karena tidak ada satu pun dalam satu tim yang ingin mencelakakan yang lainnya," kata Gatot di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (28/7).

Gatot menjelaskan kronologi tertembaknya Ilman di Desa Towu, Poso, Sulawesi Tengah. Insiden itu terjadi sekitar pukul 13.30 WITA. Awalnya, Tim Sandi Yuda menerima informasi dari masyarakat terkait adanya penimbunan senjata oleh MIT. Tim ini terdiri dari lima personel TNI, di antaranya tiga orang dari satuan Kopassus dan dua orang dari Intel Korem. Timbunan itu pun digali.

Di sisi lain, Tim Bravo yang terdiri dari personel Polri mendapat informasi dari masyarakat terkait adanya orang tidak dikenal. Mereka datang di lokasi yang sama dan melakukan penyergapan. Insiden pun terjadi.

"Tidak ada baku tembak. Karena tim intel juga mengetahui bahwa itu adalah teman sendiri dengan senjatanya, hanya berteriak-teriak, sehingga mengakibatkan Serda Muhammad Ilman meninggal dunia," ujar Gatot.

Tim investigasi dari Polri dan TNI langsung hadir ke lokasi kejadian untuk menyelidiki insiden tersebut. Tim tersebut saat ini masih melakukan investigasi secara obyektif untuk mengetahui kesalahan prosedur yang sesungguhnya.

"Tim Bravo berniat untuk keberhasilan, Tim Sandi Yuda juga berniat untuk keberhasilan. Hanya terjadi salah prosedur, itu iya," kata Gatot.

Gatot memerintahkan kepada prajuritnya untuk tetap melanjutkan tugas Satgas Tinombala. Dia meminta prajuritnya tidak menaruh dendam dengan sesama tim gabungan.

"Lanjutkan tugas dalam Satgas Tinombala, teman-teman Tim Bravo tidak berniat membunuh, tapi (Ilman) tertembak. Sama-sama berniat untuk keberhasilan," kata Gatot.

Dia mengatakan, sanksi bagi personel yang menembak teman sendiri tanpa sengaja akan mendapat hukuman seumur hidup.

Gatot juga mengimbau kepada semua anggota kelompok Santoso yang masih tersisa untuk menyerahkan diri. Proses hukum akan tetap berjalan secara obyektif. Mereka yang memilih kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, kata Gatot, memiliki peluang untuk mengajukan grasi.

"Tapi kalau di hutan, saya dengan Kapolri bersepakat akan kami kejar sampai manapun juga. Percayalah, bahwa tidak ada tempat yang aman bagi teroris di Indonesia selama TNI dan Polri bersama-sama," tegasnya. (cnn)

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: