
Nusanews.com - Banyaknya sarana di gedung DPRD DKI yang mulai rusak, membuat sebagian politisi Kebon Sirih was-was saat berkantor.
Setidaknya, hal itu dialami oleh salah satu anggota DPRD DKI asal Partai Gerindra, Prabowo Soenirman.
Diakui Prabowo, salah satu yang paling membuat dirinya khawatir adalah saat menaiki lift di gedung pencakar langit dengan 11 lantai itu.
“Lift di sini sudah pada getar, lihat aja tombolnya juga banyak yang rusak. Jujur aja gue deg-degan kalau ke kantor, kalau mati di tengah-tengah bagaimana?” kata Prabowo saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (22/7/2016) kemarin.
Menurut dia, anggaran renovasi gedung yang menelan uang daerah hingga miliaran itu juga tidak sebanding dengan fasilatas gedung, termasuk kualitas toilet yang tidak layak.
Selain itu, Prabowo juga mengeluhkan soal keberadaan closet yang sudah mulai rusak.
“Kalau buang air juga gue enggak tega. Ngeri banyak closet yang pecah gitu, kalau benar-benar pecah pas gue lagi buang air gimana,” sesal Prabowo.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, tahun 2014 lalu Dinas Perumahan dan Gedung Perkantoran DKI Jakarta melakukan renovasi gedung DPRD dengan nilai lebih dari Rp50 miliar.
Selanjutnya, tahun 2015 kemudian dianggarkan kembali dengan nilai Rp28 miliar. Namun, nilai fantastis tersebut berbanding terbalik dengan yang tampak dari kemegahan kantor wakil rakyat Jakarta itu.
Prabowo mengatakan, dalam mekanismenya, usulan renovasi gedung DPRD dilakukan oleh Sekertariat Dewan (Setwan) DPRD DKI yang lalu ditindaklanjuti oleh Dinas Perumahan dan Gedung Perkantoran DKI Jakarta.
Oleh karenanya, dia berharap adanya upaya audit investigasi terhadap proyek di gedung DPRD DKI tersebut.
“Ya memang aneh dana renovasi miliaran rupiah kok seperti ini kualitasnya. Saya rasa proyek ini memang perlu dilakukan audit investigasi,” katanya menambahkan. (it)