logo
×

Minggu, 24 Juli 2016

Ketum MUI Sumbar Tolak Pemberian Gelar Doktor Honoris Causa untuk Jokowi

Ketum MUI Sumbar Tolak Pemberian Gelar Doktor Honoris Causa untuk Jokowi

Nusanews.com - Presiden Jokowi Widodo menjadi salah satu dari beberapa yang sedang dipertimbangkan untuk menerima gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) yang akan diberikan oleh Insitut Agama Islam Imam Bonjol (IAIN IB) Padang, Sumatera Barat pada acara Dies Natalis IAIN IB ke-50.

“Salah satu agenda dalam rangkaian acara Dies Natalis nanti adalah pemberian gelar Doktor Honoris Causa pada tokoh yang berkontribusi dalam dunia pendidikan dan juga sosial kemasyarakatan,” kata Rektor IAIN IB, Eka Putra Wirman, Jumat (22/7).

Dilansir dari Republika.co.id, Eka mengatakan nantinya Presiden Jokowi diharapkan untuk menyampaikan orasi ilmiah dalam peringatan hari ulang tahun emas tersebut.

Akan tetapi hingga saat ini belum ada keputusan final dari pihak senat institut terkait penerima gelar ini, sebab selain Jokowi masih ada beberapa nama yang juga sedang dalam pertimbangan.

Ketum MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar menolak pemberian gelar tersebut untuk Jokowi, melalui fanspage resminya Buya Gusrizal menyampaikan pernyataan sikap sebagai Ketum MUI Sumbar :

“Kami sudah sampaikan bahwa MUI tidak bisa mendukung bahkan MUI mempertanyakan ukuran yang dipergunakan untuk pemberian gelar HC tsb.
Tidak terlihat alasan yang bisa diterima untuk itu.
Terlalu berlebihan bila label “karya besar” disematkan begitu saja kepada “karakter” dan “mental” yang disorakkan oleh yang bersangkutan karena sampai hari ini, semuanya makin terlihat kabur.
Keadilan kepada umat Islam juga dipertanyakan.

Jangan sampai karena pertimbangan politik dan materi semata, si penerima semakin “berkarakter” namun si pemberi menjadi kehilangan karakter.

“Janganlah jadi latah berjamaah !”, demikian pernyataan Buya Gusrizal Gazahar.

Menyikapai pernyataan Buya Gusrizal Gazahar tersebut, para netizen setuju dan mendukung pernyataan Buya Gusrizal Gazahar, para netizen memberi berkomentar, ”


As Wir : Setuju buya

Ressa Malayu: saya alumni IAIN IB jadi bertanya,kok bisa?????

Patihe Mulia: Mantap buya..

Mon Eferi: Doktor HC dibidang apaan ya..?

Erizal Khatib: Cari muka…akhirnya ujung-ujung minta bantuan…

Rio Junaidi: Setuju buya..manusia munafik,asfala safilin (seburuk buruk manusia) tidak layak mendapatkan itu,apalagi di perguruan tinggi berbasis islam di negeri adat basandi syara’

Hendra Alexander Sehan: Dasar pertimbangan dari IAIN IB masih absurd. Semoga independen akademisi IAIN bisa melihatnya… (rp)

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: