
Nusanews.com - Kelompok pemberontak Suriah yang didukung Amerika Serikat (AS) mendapat kecaman keras setelah muncul video yang beredar di internet yang menunjukkan pemenggalan yang mereka lalukan terhadap seorang bocah di Aleppo.
Gambar seorang pejuang oposisi Suriah memenggal kepala seorang bocah dengan pisau tersebut dianggap mirip dengan kekejaman yang dilakukan kelompok militan ISIS yang telah melakukan eksekusi terhadap ratusan bahkan ribuan orang.
Dalam video tersebut tampak sang bocah yang ditunjukkan berada di belakang sebuah truk diolok-olok oleh sekumpulan pria.
Mereka mengatakan bahwa bocah tersebut berasal dari faksi Palestina yang turut bertempur di Aleppo di pihak Presiden Bashar al Assad.
“Ini adalah tawanan dari Brigade Quds. Mereka tidak memiliki pria dewasa lagi, jadi mereka mengirimkan anak-anak pada kami hari ini,” kata salah seorang dalam video tersebut.
“Ini adalah anjing-anjingmu, Bashar (al Assad), anak-anak dari Brigade Quds,” timpal pria lainnya.
Menurut keterangan dari Kelompok Pengamat Hak Asasi Suriah yang dilansir Reuters, Kamis, (21/7/2016), para pria tersebut berasal dari Gerakan Nour al-DIn al Zinki, sebuah kelompok pemberontak yang menerima bantuan militer yang disalurkan dari Turki, termasuk rudal-rudal TOW buatan AS.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS segera menanggapi hal ini dan menyatakan pihaknya mencari informasi lebih banyak lagi atas laporan yang beredar.
Juru bicara Kemlu AS, Mark Toner mengatakan jika laporan terbut benar, bukan tidak mungkin negaranya akan menghentikan bantuan dan memutuskan hubungan dengan kelompok yang terlibat.
“Jika kami dapat membuktikan bahwa ini memang yang terjadi dan kelompok ini terlibat... hal itu akan membuat kami menghentikan bantuan atau keterlibatan lebih lanjut dengan kelompok ini,” kata Toner.
Sedangkan kelompok Nour al-Din al_Zinki mengatakan pihaknya mengutuk tindakan yang mereka sebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia tersebut dan pembunuhan tersebut tidak mewakili kebijakan dan praktek kelompok mereka.
Dalam penyataannya, kelompok oposisi Suriah itu mengatakan telah menahan orang-orang yang terlibat dalam insiden tersebut dan membentuk sebuah komite penyelidikan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
“Semua yang melakukan pelanggaran telah ditahan dan diserahkan kepada komite untuk dilakukan penyelidikan sesuai dengan hukum yang terkait,” jelas pernyataan tersebut. (ok)