
Nusanews.com - Kemarahan Bastian P. Simanjuntak, Presiden Gerakan Pribumi Indonesia, langsung diungkapkan dengan kalimat pedas. Begitu mengetahui jika ternyata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ternyata bersikeras agar dirinya tetap bisa berkuasa walaupun mengikuti pencalonan Gubernur DKI kembali, dalam masa kampanye dan pemilihan.
” Ahok pikir dirinya siapa ? mau seenaknya saja mengatur peraturan perundangan yang sudah diterapkan diberbagai daerah selama pemilihan, bahkan Presiden sekalipun harus mengundurkan diri mengambil cuti,” ujar Bastian dengan anda tinggi.
Alasan Ahok, jika dirinya tidak mau cuti dan akan tetap bekerja, sementara itu UU Pilkada mengharuskan tiga hari sebelum masa pemilihan sudah diharuskan cuti, namun Ahok sekali lagi beralasan jika ketentuan tersebut tidaklah wajib buatnya,
Bahkan langkah Ahok menentang UU Pilkada pada Pasal 70 ayat 2 yang berbunyi gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota, pejabat negara lainnya, serta pejabat daerah dapat ikut dalam kampanye dengan mengajukan izin cuti kampanye sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dengan mengajukan Judicial Review (Hak Uji Materi) ke Mahkamah Konstitusi.
“Diotak Ahok itu isinya apa sih ? dia sendiri pernah menyerang Fauzi Bowo ketika menjadi rivalnya dengan mengatakan jika Gubernur incumbent harus cuti agar tidak menggunakan fasilitas negara, coba lihat sekarang !” marah Bastian yang menganggap Ahok manusia paling licik dan sombong.
Bahkan Ahok mengatakan dihadapan wartawan usai melakukan debat Cagub di Universitas Al-Azhar, Jakarta Selatan, pada hari Rabu, (6/6/2012), alasan Ahok, ingin menjadikan Jakarta sebagai contoh jika calon gubernurnya taat aturan untuk mengambil cuti saat kampanye.
Bastian mencurigai jika Ahok tidak ingin menjalani aturan UU Pilkada untuk mengambil cuti, dikarenakan masih banyak anggaran yang sedang berjalan, dan beberapa diantaranya sedang dikerjakan oleh kroninya sendiri.
“Masih ingat bagaimana proyek-proyek dengan nilai kecil, oleh Ahok digabungkan menjadi satu, dengan menamakan Lelang Konsolidasi. penggabungan ini mengakibatkan nilai proyek mencapai hingga Rp. 200 milyar hingga Rp. 500 milyar,” Ujar Bastian dan mengangap jika proyek tersebut, “dimainkan” oleh kroni Ahok sendiri.
Bastian berani menduga demikian, karena Bastian masih mengingat sebuah video yang beredar ketika istri Ahok,Veronica Tan dan adik Ahok, Herry Basuki Tjahaja Purnama memimpin sebuah rapat, dengan pihak Deputy Gubernur DKI Bidang Pariwisata dan Kebudayaan, terkait dengan revitalisasi Kota Tua.
“Itu kan program unggulan DKI, saya mau tanya apa kewenangan Adik dan Istri Ahok harus ikut rapat ? kalau bukan terkait dengan proyek tersebut yang bernilai hingga Rp. 72 Trilyun, untuk diberikan kepada kroninya,” ujar Bastian.
Dan Bastian mengatakan, jika akhirnya Badan Pelaksana Konsorsium dipimpin oleh Lin Che Wei, sebagai Eksekutif Puncak, yang mengerjakan proyek Revitalisasi Kota Tua. Sementara Lin Che Wei sendiri ternyata seorang staff khusus di Kementerian Koordinator Perekonomian, yang pernah menyerang beberapa menteri yang dianggapnya badut politik karena membubarkan BP Migas.
“Jadi sudah ketahuan jika sebenarnya Ahok takut disuruh cuti, karena tidak ingin kecurangan yang dia lakukan bersama dengan kroninya yang mengerjakan proyek terbongkar, makanya Ahok sok galak, biar tidak ada yang ikut campur sekalipun itu adik atau istrinya ikut mengatur soal proyek milik Pemprov DKI,” ujar Bastian.
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo mempersilahkan Ahok untuk melakukan Judicial Review ke MK, namun Tjahjo juga mengingatkan kepada Ahok selaku Gubernur wajib mematuhi sebuah UU dikarenakan AHok terikat sumpah jabatan. (pb)