
Nusanews.com - Gagasan Mendikbud Muhadjir Effendy soal full day school ditentang sejumlah pihak dengan berbagai alasan dan tudingan miring, bahkan cercaan.
“Pengikut setia” tokoh Paramadina Nurcholish Madjid, Elza Peldi Taher, menyindir gagasan Muhadjir. Elza bahkan mengkaitkan gagasan itu dengan latar belakang Muhadjir yang memang tokoh Muhammadiyah.
“Seandainya menterinya tidak dari Muhammadiyah, mungkin gagasan full day School tidak akan dikritik setajam ini,” tegas Elza di akun Twitter @elzataher.
Di sisi lain, mantan Mendikbud Anies Baswedan yang juga tokoh Paramadina menolak berkomentar soal full day school. “Saya tidak mau mengomentari kebijakan pejabat baru,” kata Anies seperti dikutip detikcom (09/08).
Menanggapi sejumlah kritik, Muhadjir mengaku senang dengan sikap kritis masyarakat. Muhadjir menegaskan, ide itu akan dikaji dan diuji. Tak akan diterapkan jika ditemukan banyak kelemahan.
“Ini kan masih sosialisasi, melontarkan gagasan. Kita ingin dapat masukan. Saya justru kalau ada orang yang baru diberi tahu langsung terima, malah curiga. Ini berarti tanda masyarakat kritis, masyarakat bagus. Saya juga senang kalau nanti ide itu diuji betul, sehingga nanti betul-betul mateng,” kata Muhadjir (09/08).
Jauh sebelumnya, Elza Peldi Taher sempat membuat pernyataan kontroversial terkait Muhammadiyah. Elza meminta Muhammadiyah lebih baik keluar dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Menurut Elza, kerja MUI selama ini bertentangan dengan Muhammadiyah yang dikenal toleran dan terbuka. “Muhammadiyah lebih baik keluar dari MUI. Kerja MUI selama ini bertentangan dengan Muhammadiyah sebagai ormas yang toleran dan terbuka,” tulis Elza melalui akun Twitter @elzataher.
Pernyataan Elza itu bertentangan dengan penegasan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Abdul Mu’ti menilai MUI perlu menjadi payung bagi seluruh umat Islam. Meski bukan lembaga perwakilan umat Islam, MUI dapat melintasi tembok-tembok yang membatasi ormas-ormas Islam di Indonesia. (it)