logo
×

Minggu, 21 Agustus 2016

Heran Deh, Lebaran Sudah Lewat Tapi Cabe Masih Meroket

Heran Deh, Lebaran Sudah Lewat Tapi Cabe Masih Meroket

Nusanews.com - DPR meminta Kementerian Pertanian dan Bulog segera tu­run untuk mengatasi tingginya harga cabe rawit yang terjadi akhir-akhir ini. Jangan sampai tingginya harga cabe membuat mules perut masyarakat.

Beberapa minggu terakhir, harga cabe rawit merah di pasar-pasar tradisional di Jabodetabek melambung. Harganya bahkan pernah mencapai Rp 60 ribu per kilogram. Kini harganya mulai turun, tapi masih bertengger di Rp 55.000 per kilogram.

Anggota Komisi IV DPR Zainut Tauhid heran dengan kon­disi ini. Pasalnya, saat ini bukan musim hujan yang mengakibat­kan pohon cabe rusak. Puasa atau Lebaran yang menjadi mo­mentum kenaikan harga pangan juga sudah lama terlewati.

Untuk itu, politisi PPP ini meminta pemerintah langsung bergerak menstabilkan harga. Sebab, cabe merupakan salah satu komoditas penting bagi masyarakat Indonesia.

"Pemerintah harus segera turun tangan. Jangan sampai masalah ini terus berlarut-larut karena masyarakat pasti merasa berat dengan mahalnya harga cabe," ucapnya.

Dia minta, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Bulog segera menormalkan harga cabe. Jika tidak, pihaknya tidak segan memanggil Kementan dan Bulog ke DPR. "Kalau harga cabe masih belum turun juga, ya bakal kami panggil," imbuhnya.

Untuk menstabilkan harga cabe, kata Zainut, pemerintah tidak boleh hanya mengadalkan operasi pasar. Sebab, dampak operasi pasar hanya sesaat. Pemerintah harus melakukan hal mendasar seperti dengan melakukan pembinaan terhadap petani dan menghilangkan sum­batan distribusi barang.

Zainut juga meminta agar Kementan dan Bulog menyiap­kan sistem agar harga seluruh kebutuhan pangan masyarakat bisa dikendalikan. Sehingga, tidak ada lagi berita harga barang mendadak naik tajam.

"Khusus untuk cabe, pemerintah harus bisa menciptakan petani-petaninya secara merata di sejumlah daerah. Sebab, cabe itu salah satu komoditi yang mudah busuk, sehingga tidak punya banyak waktu untuk didistribusikan ke daerah yang jauh," katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron melihat, naiknya harga cabe tidak semata-mata karena produksi dan pasokan berkurang. Harga cabe melonjak lebih disebabkan distribusi yang kurang baik.

Untuk itu, Herman meminta pemerintah membuat distribusi yang lebih oke. "Untuk komoditas yang kesegarannya bertahan da­lam waktu pendek seperti cabe, tomat, dan lain-lain, memang rentan terhadap fluktuasi harga. Makanya, sistem angkutnya harus dengan pesawat terbang," ucap politisi Demokrat ini.

Distribusi cabe dengan pe­wasat itu sebenarnya sudah di­lakukan dari Minahasa, Sulawesi Utara ke Pulau Jawa. Cabe-cabe yang sudah dikemas dalam boks-boks besar dikirim dengan pesawat cargo melalui Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado. Herman meminta cara distribusi serupa dilakukan daerah penghasil cabe lainnya. Dengan cara itu, pasokan cabe nasional tidak akan terganggu lagi. (rm)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: