
Nusanews.com - Nasib Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk maju di Pilgub DKI 2017 kini bergantung kepada tiga parpol pengusungnya. Jika satu saja membatalkan dukungannya, dipastikan Ahok gagal ikut bertarung.
Sementara syarat partai politik bisa mengajukan calon gubernur DKI minimal memiliki 22 kursi DPRD. Saat ini Ahok didukung tiga parpol, yakni Hanura memiliki 10 kursi, Golkar 9 kursi dan NasDem 5 kursi, sehingga total 24 kursi.
Menanggapi kemungkinan 'membelotnya' salah satu parpol pengusungnya, Ahok pun memberikan komentarnya. Menurut dia, jika hal itu terjadi maka ia masuk perangkap.
Ahok mengaku mengetahui isu kemungkinan salah satu dari tiga Parpol pengusungnya berkhianat dari seorang politikus PDIP. Namun menurutnya politikus PDIP itu terkesan ‘sok tahu’ dalam urusan tersebut.
"Ya bisa saja (ada yang membelot), tapi saya enggak tahu yang mana. Orang Golkar enggak ada yang membelot kok," ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/8/2016).
Ahok menyadari kalau dirinya dikhianati parpol maka otomatis dirinya gagal maju sebagai Cagub DKI karena kurangnya dukungan. Selain itu, kini cagub jalur independen telah resmi ditutup. Baginya, kegagalannya maju sebagai Cagub akan membuat Pilgub tak lagi 'seru'.
"Kalau ada yang membelot ya enggak ikut, ketipu dong. Ya kan, ketipu berarti, enggak bisa ikut. Senang dong semua. Banyak yang senang kalau gua enggak ikut kampanye kan. Langsung turun tuh tensi ketegangan Pilkada DKI. Panasnya jadi adem," ujarnya. (ts)