logo
×

Sabtu, 27 Agustus 2016

Mukidi, Partai Politik dan Sosmed

Mukidi, Partai Politik dan Sosmed

Dua hari belakangan ini jagad media sosial di tanah air digoyang 'demam Mukidi'. Joke atau humor dalam bentuk cerita tertulis itu menyebar demikian cepat dan meluas seakan menenggelamkan isu-isu lainnya, diganti oleh fenomena Mukidi.

Mulanya Mukidi digambar sosok asal Banyumas, Jawa Tengah. Ini menggambarkan Mukidi sebagai personifikasi masyarakat egaliter yang tidak terikat pada kultur sosial yang ketat, seperti Solo atau Yogya, misalnya. Mukidi lepas dari strata sosial.

Efek viral membuat cerita Mukidi berkembang biak cepat dengan berbagai pesan atau cerita humor yang kaya kreatifitas. Mukidi tampil menjadi aneka sosok. Ada sebagai warga Madura, berprofesi dokter, guru, anak sekolah, pengangguran hingga imam sholat.

Media sosial yang memiliki sifat personal, membuat joke yang nyerempet porno juga bertebaran. Selain itu, joke cerita Mukidi juga mengritik kondisi sosial-kemasyarakatan. Namun tetap saja mengundang tawa yang menyegarkan.

Efek viral Mukidi menunjukkan dahsyatnya kekuatan media sosial mempengaruhi publik. Pesan atau content (isi) yang tepat dengan mudah diterima dan menyebar seperti tak bisa dibendung. Bahkan bergulir semakin membesar.

Mengapa joke tentang Mukidi bisa dan mudah diterima publik? Selain berisi cerita humor yang segar, rasanya juga muatan 'ideologi' Mukidi yang bisa inklusif. Mukidi tampil lugas, cerdik, nakal serta tidak eksklusif.

Inilah dua joke tentang Mukidi :

Mukidi dengan Dokternya

Dokter : "Jaga kolesterol ya Pak, hindari makan daging berlemak dan jeroan, terutama Kambing !!!"

Mukidi : "Wah kambiing itu kesukaan saya. Jadi saya mesti makan apa dok ?"

Dokter : "Pokoknya segala macam yang berenang di air tawar aman untuk dimakan."

Seminggu kemudian dokter mampir di rumah Mukidi

Dokter : "Bapak ada?"

Pembantu : "Ada dok, Bapak sejak pagi berenang... tuh di kolam renang"

Dokter : "Wah, rajin olah raga ya ?"

Pembantu : "Bukan dok, Bapak lagi ngajarin kambing berenang... biar aman dimakan, kata Bapak..."

Dokter : "Oooo... Wedhuuus..!!"


Markonah, Isteri Mukidi

Markonah istri Mukidi pergi ke dokter kandungan utk periksa. Waktu dokter mau periksa bagian dalam, terjadi percakapan:

Markonah: “Hati-hati periksanya ya Dok, saya masih perawan lho…”

Dokter: “Lho… katanya ibu sudah kawin-cerai 3x, mana bisa masih perawan…?? ”

Markonah: “Gini lho Dok, eks suami saya yang pertama ternyata impoten…...!!”

Dokter: “Oh begitu… tapi suami ibu yang kedua tidak impoten kan....?”

Markonah: “Betul Dok, cuma dia Gay, jadi saya tidak pernah di-apa2in sama dia…”

Dokter: “Lalu suami ibu yang ketiga si Mukidi tidak impoten dan bukan gay kan....?”

Markonah: “Betul Dok, tapi ternyata dia itu orang partai…”

Dokter: “Lalu apa hubungannya dengan keperawanan ibu…??”

Markonah: “Dia? cuma janji-janji saja Dok, tidak pernah ada realisasinya..... Jadi cuma dicontreng aja, gak dicoblos......!!!

Selamat berakhir pekan.(*) (ts)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: