
Nusanews.com - Calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diminta realistis bila ingin diusung PDI Perjuangan di Pilkada DKI. Demikian dikatakan Politikus PDIP Masinton Pasaribu di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (23/8/2016)
"Kita melakukan simulasi internal yang paling mungkin. Bila Ahok mau didukung PDIP harus realistis jadi Cawagub," kata Masinton.
Ia mengatakan hal itu terkait dengan perolehan kursi PDIP di DPRD DKI Jakarta. Dimana, PDIP memiliki 28 kursi. Sedangkan, tiga partai pengusung Ahok yakni Hanura, NasDem dan Golkar mendapat 24 kursi. Oleh karenanya, Ahok diminta realistis.
"Ahok harus realistis, jika enggak mau jadi cawagub jangan memaksakan diri melalui PDI Perjuangan," kata Anggota Komisi III DPR itu.
PDIP, kata Masinton, akan mengkomunikasikan simulasi internal tersebut kepada tiga partai pengusung Ahok. Tiga simulasi pasangan tersebut yakni Djarot Syaiful Hidayat-Ahok, Tri Rismaharini-Ahok dan FX Hadi Rudyatmo.
Sebelumnya, PDI Perjuangan menilai Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membuat blunder terkait Djarot Syaiful Hidayat. Ahok izin berpasangan dengan Djarot tetapi tidak meminta dukungan PDI Perjuangan.
"Hanya minta izin berpasangan dengan Djarot. Menurut saya ini blunder. Karena bersifat memecah belah. Karena seakan menghadapkan Djarot sebagai kader dan struktur PDIP secara keseluruhan," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/8/2016).
Hendrawan yakin Djarot merasa sungkan maju di Pilkada DKI Jakarta tanpa PDIP. Alasan lainnya, struktur partai merasa diremehkan karena tidak dibutuhkan Ahok. Menurutnya, hal tersebut mengurangi kondusivitas partai.
"Karena seperti yang disampaikan Pak Bambang DH, 80 persen kurang lebih struktur partai sebenarnya menghendaki calon yang lain," ujar Anggota Komisi XI DPR itu. (tn)