Nusanews.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa saat ini negara berutang karena untuk bayar utang. Artinya pemerintah hanya tau dan hanya bisa gali lobang dan tutup lobang.
Demikian disampaikan tokoh nasional yang juga pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, dalam keterangan beberapa saat lalu (Kamis, 18/8).
"Jokowi membiarkan pura-pura tidak tahu atau memang menjadi bagian korupsi sistemik,terstruktur dan masif. Sejak BLBI digulirkan dan diperkuat dengan Inpres No 8 era Megawati maka penjebolan uang negara mencapai Rp 700 triliun. Angka akan bertambah tiap tahun membayar utang obligor hitam," kata Rachma.
Buntut dari kebijakan gali lobang dan tutup lobang ini, sambung Rachma, patut diduga akan menjual aset lagi. Apalagi diketahui Jokowi sudah memberikan payung UU Pengampunan Pajak yang berarti perlindungan terhadap para obligor hitam koruptor. Dan apabila target Pengampunan Pjaka tidak tercapai Jokowi memakai jurus payung cadangan dengan menerbitkan Perppu untuk mengganti UU 17 yan memberi peluang bahwa 60 persen dr PDB bisa digunakan untuk mencari utang.
"Betul-betul menterapkan pola korupsi terstruktur, masif dan sistemik. Jadi apa gunanya KPK dan aparat hukum? Jika penguasa menjadi alat melawan hukum? Apakah kesejahteraan dan keadilan sosial dapat dicapai apabila jembatan kemerdekaan Indonesia keretanya dikusiri oleh maling-maling dan penghianat bangsa, bukan oleh si Marhaen," demikian Rachma. (rm)
