
Nusanews.com - Kementerian Pertanian (Kementan) memasang target tahun 2020 sudah tak lagi mengimpor gula. Untuk mencapai target itu diperlukan tambahan luas lahan tebu dan pabrik gula (PG) baru.
Staf Ahli Menteri Bidang Investasi Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), Syukur Iwantoro mengatakan, butuh investasi sedikitnya Rp 70 triliun untuk perluasan lahan tebu dan pembangunan PG baru.
"Dengan perluasan lahan 700.000 hektar, atau paling tidak 80% saja atau 560.000 hektar, akan ada PG baru sebanyak 28 unit dengan kapasitas 336.000 TCD (ton cane per day). Nilai investasinya Rp 70 triliun," kata Syukur di Hotel Papyrus, Bogor, Selasa (23/8/2016).
Dia merinci, investasi sebesar itu tak hanya untuk perluasan lahan tebu dan pabrik untuk memproduksi gula saja, melainkan juga fasilitas produksi etanol dari tetes tebu dan listrik dari limbah tebu.
"Hitungan kami dari 28 pabrik, selain ada nilai tambah etanol, juga bisa untuk menghasilkan listrik 1.400 MW, dan ada penyerapan tenaga kerja sebanyak 156.800 orang," jelas Syukur.
Lebih jauh, dia menuturkan, per Agustus 2016, Kementan telah menarik 24 investor untuk industri gula. Sebanyak 8 investor sudah selesai mengurus lahan, dan 16 investor masih dalam proses mengurus lahan. (dtk)