logo
×

Senin, 01 Agustus 2016

Tunggu Keberanian Jokowi, KontraS Rahasiakan Nama Pejabat Polri Penerima Uang Haram Freddy Budiman

Tunggu Keberanian Jokowi, KontraS Rahasiakan Nama Pejabat Polri Penerima Uang Haram Freddy Budiman

Nusanews.com - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengaku sudah mengantongi sejumlah nama petinggi Polri, BNN dan TNI yang disebut oleh Freddy Budiman.

Haris mendapat nama-nama itu setelah melakukan telisik dari petunjuk-petunjuk yang didapat dari pertemuannya dengan Freddy di salah satu Lapas di Nusakambangan pada tahun 2014 silam.

"Tidak usah sekaranglah. Buru-buru amat. Entar cepet habis ceritanya ini," ujar Haris, Senin (1/08/2016).

Haris sebelumnya telah melakukan identifikasi beberapa orang yang menurutnya merupakan bagian dari rutinitas kejahatan narkoba yang dilakukan oleh Freddy Budiman semasa menjalani penahanan di Lapas Nusakambangan.

Dia menunggu sikap keberanian Presiden Joko Widodo untuk mengusut "wasiat" Freedy Budiman soal keterlibatan oknum Polri, BNN dan TNI dalam bisnis gelap narkoba.

Fakta-fakta yang didapat dari Freddy Budiman merupakan petunjuk bagi negara, dalam hal ini pihak-pihak yang disebut untuk menelusuri adanya permainan dari pejabat tinggi terkait.

"Ada banyak petunjuk yang masih bisa digunakan, bisa dicari untuk membongkar atau memperkuat argumentasi. Jadi menurut saya ini soal rajin atau malas untuk mau membongkar. Tunggu saja, negara rajin atau malas," kata Haris.

Presiden Jokowi, kata dia, mempunyai kekuatan untuk mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala BNN, Komjen Pol Budi Waseso mengusut adanya oknum-oknum dalam jual-beli narkoba.

"Saya pikir Jokowi sebagai presiden tidak usah melindungi, tidak usah berkelit, itu (tulisannya) adalah petunjuk. Banyak informasi bisa digunakan, untuk membongkar lebih jauh aspek yang mau dicari," imbuhnya.

Haris menegaskan bahwa informasi yang dia dapat dan disebar melalui media sosial tidak ada motif apapun. Dia mengaku hanya ingin membongkar informasi yang sudah didapat.

"Buat saya, itu beban. Buat apa dan ngapain saya simpan dua tahun informasi dari Freddy budiman," tukas Haris.

Dalam tulisannya berjudul 'Cerita Busuk Seorang Bandit' yang dipublikasi Kamis pekan lalu, sebelum 4 orang termasuk Freddy Budiman dicabut nyawanya oleh tim regu tembak, Haris membeberkan curhatan dari Freddy.

Dalam tulisan itu, banyak oknum BNN, Polri dan TNI terlibat dalam bisnis gelap narkoba. Modusnya ialah titip harga dimana oknum-oknum itu akan mendapat presentase dari hasil penjualan narkoba yang dijual Freddy.

Bahkan dalam tulisannya, Freddy memgaku sempat membawa mobil penuh narkoba dimana di dalamnya ada seorang Jenderal TNI bintang dua. (rn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: