
Nusanews.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendeklarasikan negaranya telah “bercerai” dari Amerika Serikat. Hal tersebut diungkapkan di sela-sela kunjungannya di Cina, Dalam kunjungannya tersebut ia kembali menegaskan niatnya membentuk poros Manila-Beijing-Moskow untuk menghadapi Amerika Serikat.
“Saya telah bercerai dengan Amerika Serikat,” tukasnya di sebuah acara bisnis yang dihadiri Wakil Perdana Menteri Cina, Zhang Gaoli. “Jadi saya akan bergantung pada Anda. Tapi jangan khawatir. Kami juga akan membantu kalian sebagaimana kalian membantu kami.”
Cina menyiapkan sambutan hangat buat Duterte, termasuk upacara kenegaraan megah dan pesta penyambutan di halaman Balai Agung Rakyat. Kehormatan tersebut jarang didapat kepala negara lain.
Kunjungan presiden Duterte ke Cina membuahkan perjanjian dagang senilai 13,5 milyar Dollar AS. “Mungkin saya juga akan pergi ke Rusia buat berbicara dengan Vladimir Putin dan mengatakan kepadanya bahwa kita bertiga sekarang siap melawan dunia, Cina, Filipina dan Rusia. Ini adalah satu-satunya jalan,” imbuhnya.
Antara China, Duterte dan Jokowi
Politik internasional yang dilakukan oleh pemerintah China jelas memberikan penjelasan posisi Filipina kini diatas Indonesia dengan dikaitkan propaganda terkait politik poros
Poros Beijing, Manila dan Moscow kembali menjadi jualan seolah mengulang poros maritim yang dibangun oleh Presiden Jokowi
China menggunakan istilah poros sebagai jualannya, dan ibarat jualan berpindah dari satu konsumen ke konsumen lainnya
Kini giliran Duterte dengan penyambutan yang megah oleh pemerintah China, dan iming iming investasi senilai 13,5 Milyar USD, apa yang dirasakan dan dikoar koarkan oleh Duterte saat ini sama persis seperti ketika Jokowi pertama kali berkunjung dan menyampaikan program programnya ke China
Melihat hubungan mesra antara China dan Duterte dengan investasi senilai 13,5 milyar USD harusnya membuat miris Indonesia, karena untuk dana kereta cepat Jakarta Bandung saja pihak dari China sampai detik ini belum mencairkan dananya padahal dahulu semua dijanjikan dengan manisnya oleh pihak China
Presiden Jokowi sudah saatnya bersikap atas jualan politik poros yang dilakukan oleh Pihak pemerintah China, kalau perlu membangun poros baru dengan Jepang atau korea utara
Karena negara ini sudah terjebak oleh jualan poros porosan (ln)