
NUSANEWS - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian seharusnya tidak perlu terlalu kuatir apalagi membesar-besarkan masalah seolah-olah aksi Bela Islam untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.
"Saya kira itu kekuatiran yang berlebihan," tegas tokoh tionghoa Indonesia, Lieus Sungkharisma.
Mantan bendahara umum KNPI dan ketua umum Gemabudhi ini bahkan menganggap aksi Bela Islam jilid III nanti bisa menjadi pembuktian kepada masyarakat dunia bahwa umat Islam di Indonesia itu cinta damai.
"Bayangkan, ribuan bahkan jutaan orang sholat berjama’ah di jalanan dengan tertib. Itu pasti akan menjadi pemandangan dahsyat yang menyejukkan," ujar koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) tersebut.
Sebenarnya, tambah Lieus, aksi seperti ini tidak perlu lagi dilakukan kalau saja polisi bertindak adil dengan segera menahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok setelah ditetapkan menjadi tersangka atas dugaan kasus penistaan agama.
Lieus mengingatkan, dalam sejarah penegakan hukum di Indonesia, sudah banyak contoh bahwa setiap pelaku penistaan agama yang terkait Pasal 156a KUHP selalu langsung ditahan.
"Ingat kasus Arswendo, Lia Eden, Ahmad Mosadek, Permadi dan lain-lain. Tapi entah kenapa Ahok masih bebas melenggang. Ketidakadilan perlakuan itulah yang membuat aksi bela Islam terus berlanjut," urai Lieus sembari meminta pihak kepolisian tidak membedakan Ahok dengan tersangka lain dalam kasus penistaan agama.
Ditegaskannya, Ahok sangat berpotensi mengulangi perbuataannya. Dan itu sudah pula terjadi dengan pernyataannya kepada media asing dengan menyebut para pengunjuk rasa 4/11 dibayar Rp 500 ribu per orang. (rmol)