logo
×

Senin, 14 November 2016

Fahri Hamzah: Siklus 20 Tahunan, Waspada Gejolak Politik 2018

Fahri Hamzah: Siklus 20 Tahunan, Waspada Gejolak Politik 2018

NUSANEWS - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah meminta semua pihak mewaspadai siklus 20 tahunan pergolakan politik.

Fahri yang  merupakan deklarator organisasi KAMMI menjelaskan siklus 20 tahunan diawali pada tahun 1908 dengan berdirinya organisasi Budi Utomo sebagai tonggak awal kaum pemuda melawan penjajahan.

Dua puluh tahun kemudian, muncul gerakan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, dan 20 tahu n berikutnya  terjadi pemberontakan PKI di Madiun.

“Tahun 1968 runtuhnya Orde Lama, lanjut tahun 1998 jatuhnya Orde Baru,” kata Fahri saat berbicara di acara Kongres Nasional I Keluarga Alumni KAMMI di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Sabtu (12/11/2016).

Dia menilai, jika melihat siklus 20 tahunan itu, maka tahun 2018 harus diwaspadai.  “Sepertinya, tahun ini dan 2017 nanti sebagai pemanasan," jelas Fahri.

Pemanasan yang disebut-sebut Fahri merujuk pada aksi demonstrasi besar-besaran pada 4 November 2016 lalu, yang menurutnya tidak boleh diabaikan. Dia karena itu meminta pemerintah teliti membaca situasi-situasi seperti itu.

"Tapi jangan dianggap provokasi dan makar ya, Pak," canda Fahri di acara yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Siklus Berbeda
Menanggapi pernyataan Fahri, JK meminta agar Fahri tak menggambarkan siklus tersebut sebagai suatu masalah, tapi harus dipikirkan sebagai suatu siklus perubahan untuk kebaikan

"Jangan menggambarkan siklus masalah, gambarkan siklus kebaikannya juga. Jangan berfikir soal menjatuhkan pemerintahan," kata JK.

JK kemudin menerangkan soal siklus 20 tahunan dalam perspektif berbeda. Menurutnya pada tahun 1949, Indonesia bisa merebut kekuasaan sepenuhnya.

"Lalu kita maju tahun 1950-an. Kemajuannya dulu yang disebut baru kritisnya. Nanti malah kita pesimis, itu bahaya," jelas JK.

Pemerintah, kata JK, akan mendengar segala kritikan. pemerintah siap menerima segala masukan untuk perbaikan.

"Bahwa ada kritikan apa yang harus diperbaiki dalam memajukan bangsa ini. Bangsa yang besar selalu memiliki angka yang dipakai untuk perbandingan. Baik itu perbandingan waktu ke waktu maupun perbandingan dengan negara lain," katanya (rn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: