
NUSANEWS - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) akan menggelar aksi unjuk rasa 'Aksi Belas Islam III' ketiga pada Jumat 2 Desember 2016 (Aksi 212), bukan pada 25 November, seperti yang banyak beredar sebelumnya.
Aksi ketiga ini, menurut Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman, akan dilaksakan karena Kepolisian tidak menahan calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama usai ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.
"Karena Ahok tidak ditahan. Aksi bela Islam ketiga pada tanggal 2 Desember, dengan aksi 'Bersatu dan Berdoa untuk Negeri'. Untuk mempersatukan Indonesia supaya selamat, tidak tercerai-berai, tidak diadu domba," kata Munarman di Tebet Utara, Jakarta, Jumat (18/11).
Menurut Munarman, aksi ketiga ini akan diawali dengan kegiatan salat Jumat bersama yang posisi imamnya berada di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Lanjutnya, seluruh peserta aksi akan berkumpul di jalan protokol Sudirman hingga Thamrin, Jakarta.
Munarman menyampaikan, aksi unjuk rasa untuk menyatakan sikap merupakan hak dasar warga negara yang tidak bisa dihalangi. Apabila ada pihak yang menghalangi, menurutnya, termasuk dalam tindak pidana.
Munarman pun berharap aksi ketiga ini tidak dihubung-hubungkan dengan kepentingan politik, apalagi dikaitkan dengan Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Kami berharap tidak ada tuduhan (politik) karena aksi kami ini untuk bersatu menghalau pihak yang mencoba memecah-belah. Kami ingatkan adan jangan coba memecah belah," katanya, seperti dilansir CNN Indonesia.
Aksi 212 ini ditargetkan jumlah massa lebih besar dibanding Aksi 411.
Berikut rilis resmi dari GNPF MUI: (pp)

