
Nusanews.com - Pada Jumat 4 November mendatang, Jakarta bakal diserbu seratusan ribu pendemo dari berbagai ormas. Demo terkait ucapan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, soal Surah Al Maidah yang diduga telah menistakan agama.
Dua hari jelang demo, Presiden ke 6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak menghindar. SBY, begitu dia disapa, sesumbar dua periode kepemimpinannya, sering kali didemo.
"10 Tahun saya jadi Presiden, sepanjang 10 tahun unjuk rasa ada terus mulai dari yang kecil menengah maupun yang besar. Ada unjuk rasa, pemerintahan kami tidak jatuh, ekonomi tetap tumbuh, saya masih bisa bekerja," ujar SBY di kediamannya saat menggelar konferensi pers, Cikeas, Rabu (2/11).
"Saya tidak alergi unjuk rasa," imbuhnya.
Menurutnya, unjuk rasa bukanlah kejahatan politik. Bahkan dulu, klaimnya, setiap ada unjuk rasa dirinya selalu memerintahkan staf pribadinya untuk mendengar tuntutan pendemo.
"Unjuk rasa lah yang damai sesuai aturan dan tidak merusak. Kita semua tidak mudah membangun negeri ini, hasil pembangunan janganlah dalam waktu sekejap harus dirusak," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, SBY meminta badan intelijen saat ini tidak menelan mentah-mentah segala informasi terkait suatu peristiwa yang terjadi seperti demo 4 November nanti. Sebab, bila salah malah berujung fitnah.
Sebab informasi yang dia dengar, dikatakan demo Ahok nati ditunggangi parpol tertentu dan dia yakin itu adalah sumber yang salah.
"Dulu saya tidak mudah menuduh ada orang besar mendanai aksi unjuk rasa. Kalau dikaitkan situasi sekarang, saya kira berbahaya. Ini adalah fitnah, I tell you," ujarnya. (mdk)