
NUSANEWS - Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli sebetulnya Indonesia dalam kondisi di masyarakat suasananya sudah begitu sangat kritis.
Pasalnya, ada hal-hal sensitif yang tidak perlu dilakukan. Salah satunya terkait kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
"Perkiraan Intel demonstrasi 4 November cuma 35 ribu menurut saya perkiraan itu wajar karena dilihat siapa organisasinya, Oh ini kemampuan organisasinya segini, maksimum 35 ribu atau 2 Desember perkiraannya berapa," kata Rizal saat berbicara dalam acara Tahlil dan Manaqib Gus Dur di DPP PKB, jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (27/12).
Ternyata, lanjut Rizal, perkiraan intelijen tersebut salah. Karena mereka tidak menghitung soal sosiologis.
"Ketika isu sensitif seperti agama disentuh, maka akan bisa menggerakkan massa dalam jumlah yang sangat besar," terangnya.
Rizal juga menceritakan, pada awal tahun 20-an, di Pulau Jawa ada demonstrasi paling besar di Hindia Belanda yang dipimpin langsung oleh Cokroaminoto karena ada seorang pemuda Muslim menistakan agama.
Yang demonstrasi saat itu ada 35 ribu, Surabaya penduduknya hanya 300 ribu. Pemerintah Belanda langsung bertindak cepat, penista agama langsung ditangkap
"Kalau kita melihat yurisprudensinya, setiap kasus begini langsung ditangkap karena membahayakan," pungkasnya. (rm)