
IDNUSA - “Balon Gubernur Super’ menjadi slogan Riza Villano Satria Putra (36) saat mencoba peruntungannya di tahap penjaringan Pilkada Gubernur DKI 2017-2022.
Slogan tersebut terbordir di bagian punggung kemeja yang mirip seragam Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dikenakannya. Tepatnya, saat ia mengikuti fit and proper test balon Gubernur Jakarta 2017 di kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta Pusat pada 11 Mei 2016 lalu.
Meski gagal mendapat perahu, Riza tetap ditawarkan sebagai kader PDIP. Tawaran itu pun diakuinya disampaikan langsung oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
“Waktu itu, Pak Hasto langsung yang nawarin gabung (PDIP). Saya juga ditawarkan kursi (jadi anggota DPRD DKI), tapi saya tolak. Saya kan maunya jadi Gubernur,” kenang Riza.
Ketika ia mengaku tidak takut meski harus berkompetisi dengan calon petahana Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sebab baik dirinya juga Ahok belum pasti menang.
“Justru Ahok yang takut sama saya! Kalau dia (Ahok) kalah, dia bakal kehilangan jabatan. Kalau saya kalah, ga masalah. Sama seperti sedia kala,” ujarnya kala itu.
Meski demikian, Riza luluh dan bergabung dengan PDIP saat partai besutan Megawati Soekarnoputri itu menggelar konvensi di bulan September 2016.
Empat bulan berselang, Riza mendadak memutuskan keluar dari keanggotaan partai kepala banteng tersebut. Tepatnya, saat acara diskusi panel di Chers Hotel Komplek RS Pusat Pertamina, Jalan Kiyai Maja Nomor 43 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (21/1) sore.
Usai acara diskusi bertema “Memilih dan Menetapkan Pemimpin Terbaik Untuk Menjadi Gubernur DKI Jakarta” itu, Riza mendeklarasikan diri “hijrah” dengan ditandai pemakaian kaos bergambar Anies-Sandi dan tanda tangan di sebuah spanduk putih.
“Sebelum acara ini (diskusi), saya tidak pernah berubah (tetap dukung PDIP). Tapi, ini kan hak politik semua orang dan dilindungi undang-undang. Kembali ke hati nurani masing-masing,” paparnya.
Riza juga enggan menyebutkan alasan khusus terkait keputusannya meninggalkan PDIP. Menurutnya, hubungan dirinya dengan pengurus partai tetap baik. Selain itu, dirinya merasa tidak perlu memikirkan sanksi pemecatan akibat keputusan hijrahnya.
“Ngga ada (masalah). Saya tidak pikirkan itu (sanksi). Setelah ini, saya akan mengundurkan diri,” ungkap eks balon Gubernur yang sempat mencetuskan tagline “Jakarta Yang Tersenyum” itu.
Saat ini, Riza mengaku hanya ingin memberikan dukungan kepada pasangan calon (paslon) nomor urut tiga, Anies Baswedan – Sandiaga Uno.
“Kali ini biarlah saya jadi pendukung dulu. Baru sekali kalah, masih ada semangat, maju terus. Tahun 2022 nanti maju lagi. Tapi, belum tentukan ke partai mana,” pungkasnya. (ps)