logo
×

Rabu, 25 Januari 2017

Jika SNMPTN Dihapus, Kasihan Siswa Kurang Mampu yang Berprestasi

Jika SNMPTN Dihapus, Kasihan Siswa Kurang Mampu yang Berprestasi

IDNUSA - Wacana penghapusan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dianggap tidak tepat sebagai solusi memberantas manipulasi rapor siswa oleh pihak sekolah.

“Saya termasuk dalam kelompok yang tidak setuju jika ini (SNMPTN) dihapus. Sebab, banyak juga sebenarnya anak-anak berprestasi tapi kurang mampu, masuk kampus lewat SNMPTN dan mereka bisa lulus tepat waktu,” kata Dr Asep Mahfudz, pengamat pendidikan asal Universitas Tadulako.

Kalau wacana penghapusan SNMPTN direspon, maka sama saja kita menghambat akses siswa miskin yang berprestasi untuk masuk ke perguruan tinggi.

Asep mengakui, memang peluang pihak sekolah untuk memanipulasi nilai rapor siswa cukup besar. Karena ini juga berkaitan dengan posisi akreditasi pihak sekolah.

Yang perlu dilakukan menurut Asep, bagaimana mengampanyekan sikap-sikap jujur untuk meningkatkan kredibilitas. “Jadi yang perlu diketuk itu naluri pendidiknya,” tambahnya.

Selain itu, untuk orang tua juga perlu adanya informasi yang rinci mengenai SNMPTN. Sehingga mereka juga paham, akan kemana baiknya putra-putri mereka.

Sementara pihak sekolah, perlu menciptakan iklim pembelajaran khusus di sekolahnya. Dimana siswa yang nilai akademiknya bagus, diarahkan masuk ke perguruan tinggi. Sementara untuk siswa yang kurang mampu secara akademik, perlu diarahkan untuk masuk ke program-program vokasi di perguruan tinggi.

Sebelumnya diberitakan, hasil evaluasi terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terhadap mahasiswa angkatan tahun 2016 yang lolos melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) menyisahkan tanda tanya.

Umumnya IPK mahasisa kelompok ini di bawah rata-rata, jika dibandingkan dengan mereka yang lolos melalui jalus Seleksi Bersama Masuk Prguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Dari hasil evaluasi itu, muncul dugaan kalau pihak sekolah telah melakukan kecurangan, dimana saat mengisi Pangkalan Data Siswa dan Sekolah (PDSS), mereka mengatrol nilai-nilai siswa, supaya memenuhi syarat lolos SNMPTN.  Hal ini disampaikan Ketua Panitia Pusat SNMPTN Ravik Karsidi. Ia mengaku nilai akademik mahasiswa lulusan SNMPTN banyak yang mengecewakan.

Atas dugaan fenomena di atas, pengamat pendidikan Itje Chodidjah mengusulkan penghapusan SNMPTN. Itje pun mengakui bahwa temuan di atas mengindikasikan adanya praktik memanipulasi nilai rapor siswa di sekolah. Meskipun ia mengakui, bahwa hal itu sulit dibuktikan.

Salah satu penyebab terjadinya manipulasi adalah nilai rapor masih diisi secara manual sehingga dengan mudah guru bisa mengubahnya. (ps)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: