logo
×

Selasa, 24 Januari 2017

Survei Populi Center Sebut Elektabilitas Ahok Meroket, Tim Agus-Sylvi: Jangan Terus Membodohi Publik

Survei Populi Center Sebut Elektabilitas Ahok Meroket, Tim Agus-Sylvi: Jangan Terus Membodohi Publik

IDNUSA - Tim pemenangan pasangan Agus Harimurti-Sylviana Murni meragukan hasil survei Populi Center yang menyebut elektabilitas pasangan inkumben Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat paling tinggi dibanding dua kandidat lainnya.

“Ahok yang di semua survei lembaga lain berada di bawah posisi Agus-Sylvi, di survei ini melesat 11 persen di atas Agus-Sylvi. Anies-Sandi biasanya berada di paling bawah. Survei ini aneh, jangan terus membodohi publik," kata anggota tim pemenangan Agus-Sylvi Dipo Ilham dalam keterangan persnya hari ini.

Hasil survei Populi Center yang dirilis, Minggu 22 Januari lalu, menempatkan pasangan Ahok-Djarot di posisi tertinggi dari segi tingkat keterpilihan, yakni 36,7 persen, disusul pasangan Anis-Sandi, 28,5 persen, dan paling bontot ditempati pasangan Agus-Sylvi dengan 25 persen. Meskipun dari segi kemampuan memimpin Jakarta, Populi menempatkan Agus Harimurti sebagai kandidat yang paling mampu memimpin ibu kota dengan perolehan 39,3 persen, cagub nomor 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di urutan kedua dengan 27,7 persen, dan cagub nomor 3, Anies Baswedan, dengan perolehan 23,8 persen.

Dipo berpendapat, ada permasalahan dalam Populi Center, yang sering disebut "guilt  by association", sehingga badan survei ini dianggap tidak objektif karena ada tangan kanan Ahok, Sunny Tanuwidjaja, sebagai dewan penasihat Populi Center.

“Opini publik memang memiliki hukumnya sendiri. Selama ada Sunny di dalam kepengurusan Populi Center, semua survei Populi memenangkan Ahok-Djarot dengan margin yang jauh sekali. Apalagi, surveinya beda sendiri dengan survei lembaga lain, yang menunjukan pasangan tersebut justru tertinggal dengan kandidat lain. Hal ini membuat Populi Center sulit meyakinkan publik,” kata Dipo. (rn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: