logo
×

Minggu, 22 Januari 2017

Wah, Kebakaran Pasar Senen By Design?

Wah, Kebakaran Pasar Senen By Design?

IDNUSA - Kebakaran hebat melanda pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis pekan lalu menyisakan cerita prihatin dari para pedagang pakaian bekas atau monja dalam bahasa Medan. Kios-kios mereka hangus dilalap si jago merah.

Kini, para pedagang terpaksa menjajakan dagangan mereka di tepi jalan, persis di samping flyover Pasar Senin, hingga memakan separuh badan jalan. Para pedagang ini seolah cepat “move on” setelah kios-kios mereka ludes terbakar. Mereka tetap beraktivitas seperti biasa.

Seperti dilapirkan RMOL pada Minggu, (22/1), sedari pagi para pedagang sudah sibuk berjualan. Animo masyarakat juga tak turun drastis. Masyarakat terlihat masih berduyun-duyun berbelanja pakaian bekas, dilayani oleh para pedagang, korban kebakaran.

“Ayo bu ayo bu, sisa kebakaran. Dipilih-pilih ayo sisa kebakaran,” kata seorang pedagang celana pendek bersuara keras.

John Kael, pedagang jaket parka, misalnya, masih tampak sangat bersemangat ketika menjajakan dagangannya, seolah tak terbebani setelah lima kios miliknya hangus. John bercerita ketika kejadian kebakaran subuh itu, ia sebenarnya sudah berusaha menyelamatkan seluruh barang dagangannya. Namun asap pekat terus mengepul dari atap kiosnya membuatnya nyaris kehabisan oksigen.

Walhasil, semua dagangannya dalam kios tak terselamatkan.

“Ini yang saya jual, tinggal sisa-sisa, saya bawa dari rumah,” ujar John.

John mengaku kerugian yang dialaminya mencapai miliaran rupiah. Ini lantaran, kelima kiosnya itu sudah dibeli dengan sertifikat hak milik selama 20 tahun.

Ia curiga kebakaran Pasar Senen by design alias disengaja. Kecurigaannya itu karena memang Pasar Senen hendak direnovasi dan pihak pengelola sepertinya tidak mau repot-repot bernegosiasi dengan para pedagang.

Kemudian kebakaran terjadi pada subuh hari, dan api begitu cepat membesar. Titik api seolah menyebar, tidak bertumpu pada satu titik.

“Ini sengaja, ada politiknya. Biar gampang ngusir pedagang. Kita diminta ke Blok B (sebelahnya), tapi di sana sepi, kita nggak mau,” ujar John.

Kendati kios-kios mereka hangus, ia dan pedagang-pedagang lain bersikukuh berjualan di pinggir jalan, hingga dibangun kembali kios mereka. Toh, meski di pinggir jalan, dagangan mereka tetap ramai dikunjungi oleh warga.

“Biarin aja deh disini, mau hujan kek, mau panas kek, udah biasa. Tetap ramai ini kok,” kata John. (ps)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: