
IDNUSA - Nyanyian mantan Ketua KPK, Antasari Azhar yang menyebutkan bahwa Cikeas mengutus Hary Tanoesoedibjo agar tidak menahan Aulia Pohan merupakan upaya balas dendam yang dilancarkan Antasari kepada Susilo Bambang Yudhoyono, kata Sekretaris Jenderal Partai Perindo Ahmad Rofiq.
"Sangat kelihatan ini bermuatan politik, politik balas dendam, karena besok Pilkada. Tentu anak SBY menjadi calon di Pilkada DKI, saya kira ada agenda yang sangat politis di balik pengungkapan Antasari," kata Rofiq.
Berbicara kepada wartawan di gedubg Bareskrim Polri, Jakarta, siang tadi, Antasari mengatakan SBY adalah otak di balik kriminalisasi yang menyebabkan dirinya dihukum 18 tahun penjara atas kasus pembunuhan Direktur PT Rajawali putra Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen tahun 2009. SBY marah karena Antasari menolak permintaan Cikeas untuk tidak menahan besan SBY, Aulia Pohan yang tersangkut kasus korupsi aliran dana Bank Indonesia. Penolakan Antasari disampaikan melalui utusan SBY, yakni Hary Tanoe, yang kini menjadi Ketua Umum Partai perindo.
Antasari, menurut Rofiq, mestinya sadar diri dan bisa menghormati hajatan politik besar agar tidak menimbulkan kegaduhan.
"Saya justru menenggarai bahwa ada sesuatu kekuatan di belakang Antasari dan ini luar biasa," kata mantan ketua Pemuda Muhammadiyah itu.
Rofiq mengatakan, Antasari harus bisa membuktikan pertemuan dengan Hary Tanoe, yang terjadi tahun 2009.
"Buktinya apa, apa kepentingan HT datang ke Antasari, ini politik sensasional saja. Nabrak sana nabrak sini," kata Rofiq. (rn)