IDNUSA - Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut putranya, Agus Harimurti Yudhoyono, bernasib sama dengannya pada Pemilu 2004 silam, dalam hal mendapatkan fitnah di masa tenang Pemilu.
"Sama seperti Piplres 2004. Kala minggu tenang saya juga dapat fitnah, sengaja dibikin, dicetak, dan diedarkan. Saya bacanya di Jatim, yang isinya serangan fitnah, dan pembunuhan karakter," kata SBY di rumahnya, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, malam ini. "Agus Yudhoyono sama dengan nasib saya pada Pilpres 2004," sambungnya.
Pernyataan SBY ini disampaikan menanggapi tuduhan mantan Ketua KPK Antasari Azhar di Bareskrim Polri, hari ini, bahwa Presiden Ri ke-6 itu menjadi insiator kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen, sehingga ia divonis hukuman penjara selama 18 tahun.
SBY juga disebut Antasari telah mengutus bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo untuk meminta agar besan SBY, Aulia Pohan tidak ditahan dalam kasus aliran dana Bank Indonesia. Menurut Antasari, keputusan dirinya sebagai Ketua KPK kala itu yang tetap menahan Aulia Pohanlah yang menjadi cikal bakal dirinya dikriminalisasi.
SBY mengatakan, tudingan Antasari bahwa dirinya sebagai inisiator pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen sebagai kampanye hitam untuk Agus Harimurti yang akan menjadi kontestan dan Pilkada DKI Jakarta, besok.
"Saya terpaksa harus sampaikan penjelasan untuk diteruskan kepada sodara-sodara saya rakyat Jakarta dan rakyat indonesia, karena hari ini ada serangan dan sebutlah black campaign yang disebutkan Antasari, seorang narapidana yang baru saja dapat grasi dari Presiden Joko Widodo," ujar SBY. (rn)
