
IDNUSA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menyebut terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sengaja melakukan berbagai manuver yang tidak biasa guna menutupi perkara penistaan agama yang menjeratnya saat berkunjung ke Pulau Seribu pada akhir September 2016.
Menurut dia, berbagai manuver itu seperti mengklaim saksi Gus Joy Setiawan merupakan kader Partai Demokrat. Padahal, pelapor petahana di Pilgub DKI Jakarta itu sudah sekian lama tak lagi aktif di partai yang dibesarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.
"Kedua, kalau ingat sidang-sidang awal Novel (Bamukmin) keluarnya diramaikan 'fitsa hats'. Kalau itu biasa, lucu-lucuan. Lalu sidang kemarin dilakukan dengan mengkaitkan dengan Demokrat dan SBY. Bukan hanya pembicaraan dengan Kiai Ma'ruf Amin tapi juga statusnya," kata Roy Suryo dalam diskusi Polemik Sindotrijaya yang bertajuk 'Ngeri-Ngeri Sadap' di Cikini, Jakarta, Sabtu (4/2/2017).
Roy Suryo juga mempersoalkan status Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin yang disebut berafiliasi dengan SBY lantaran pernah menjabat Wantimpres Presiden keenam Indonesia tersebut. "Apa hubungan Wantimpres yang dikaitkan dalam kasus ini? Kalau kita lihat, apakah yang dimaksud itu saksi pelapor atau saksi ahli? Nyatanya posisi KH Ma'ruf Amin bukan saksi pelapor," tegas Roy Suryo.
Ia juga menyesalkan, sikap dari petahana di Pilgub DKI Jakarta itu yang menyebut keterangan KH Ma'ruf Amin sebagai kesaksian palsu. Selain itu, lanjut Roy Suryo, bukti-bukti yang dihadirkan dalam sidang kedelapan perkara penistaan agama tersebut juga terkesan dipaksakan.
"Ada percakapan permintaan restu Agus oleh Humprey Djemat, kedua permintaan fatwa MUI kasus penodaan agama Ahok. Disebutkan juga detail menit, fakta persidangan. Artinya yang sekarang dipersoalkan adalah fakta persidangan. Detail waktu 10.16 itu harus dijelaskan," pungkasnya. (ok)